Mengapa Masyarakat Masih Nekat Mudik? Begini Kata Warga Kagama Jawa Barat

294
Ahmad Buchari, warga Kagama Jawa Barat, menyampaikan pandangannya terkait banyaknya masyarakat yang nekat mudik lebaran. Foto: Ist
Ahmad Buchari, warga Kagama Jawa Barat, menyampaikan pandangannya terkait banyaknya masyarakat yang nekat mudik lebaran. Foto: Ist

KAGAMA.CO, TASIKMALAYA – Lebaran telah berlalu. Hari ini, Senin (17/5/2021) orang-orang mulai bekerja. Ada yang dari rumah, ada yang ke kantor.

Seperti lebaran tahun 2020, tahun ini Pemerintah kembali mengeluarkan larangan mudik.

Hanya saja, meski dilarang, masyarakat tetap nekat mudik, meski sudah ada aturan tegas soal larangan mudik lebaran 6-17 Mei 2021.

Demikian disampaikan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Ahmad Buchari.

Alumnus Fisipol UGM ini menilai, kejenuhan masyarakat menjadi salah satu alasan masyarakat nekat mudik lebaran.

Baca juga: Tangan Dingin Rivan Purwantono Bantu Bank KB Bukopin dari Ancaman Tutup

“Selama kurang lebih setahun masyarakat harus berupaya beradaptasi dengan Covid-19.”

“Idul Fitri kemarin (2020) dan sekarang kan sama. Sama-sama dilarang untuk mudik. Sangat bisa banyaknya warga nekad mudik tahun ini, karena jenuh tahun kemarin dilarang mudik. Jadi tahun ini memilih untuk nekat mudik,” tuturnya kepada Kagama.

Selain itu, kata dia, masyarakat di tanah rantau tentunya juga mengalami kerinduan terhadap sanak keluarga di kampung halaman.

“Apalagi di Indonesia, mudik sudah menjadi tradisi masyarakat. Sehingga agak sulit untuk dibendung walaupun pemerintah sudah mengeluarkan aturan larangan mudik,” kata Buchari, Humas Pengda Kagama Jawa Barat ini.

Seperti halnya yang dia saksikan di Tasikmalaya jelang lebaran beberapa waktu lalu.

Banyak kendaraan dipaksa putar balik lantaran nekat mudik.

Baca juga: Rika Fatimah: Penggerak Utama Ekonomi Desa adalah Perempuan