Tiga Kunci Penting Agar Produk Desa Mampu Mendobrak Pasar Nasional dan Global

553

Baca juga: Peringati Hari Kartini, Kagama Depok Bagikan Bingkisan kepada Karyawati Mal

G2R Tetrapreneur merupakan ‘software-nya’ dari kelembagaan hulu-hilir tersebut.

Sehingga tampil agen-agen penggerak yang merupakan bagian dari BUMDes dan dapat melebur kedalam kegiatan-kegiatan BUMDes.

“Mengapa BUMDes? Adanya potensi 80 ribu lebih desa di Indonesia, maka hakikinya kekuatan ekonomi Indonesia ada di ekonominya desa.”

“Sehingga BUMDesa merupakan kelembagaan strategis untuk menggerakkan ekonomi desa hingga ke akar rumputnya,” tandasnya.

Kunci kedua yang disampaikan oleh Rika adalah intelektual yang berada pada Tetra 3 (Qualitypreneur – Kualitas Wirausaha) dan Tetra 4 (Brandpreneur – Merek Wirausaha).

Kunci kedua ini, kata Rika, sejalan dengan visi G2R Tetrapreneur. Yakni pemimpin kebaruan ikonik dan misi G2R Tetrapreneur berupa sumber intelektual yang takzim.

Intelektual merupakan salah satu modal pembangunan manusia. Selain itu, intelektualitas merupakan salah satu investasi masa depan yang ‘mahal’.

Rika berharap, dengan peningkatan sumber daya manusia ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat kebaruan dalam pemberdayaan ekonomi melalui gotong royong.

Selain itu, model G2R Tetrapreneur merupakan program multi years, karena mengubah paradigma yang tadinya berbisnis sendiri-sendiri menjadi berbisnis bersama-sama.

“Sehingga, diperlukan keteguhan, ketekunan, komitmen, dan inovasi yang kuat untuk mencapai tujuan sebagai ikon dunia,” jelas Rika.

Baca juga: Prof. Edy Suandi Hamid: Puasa Bisa Jadi Momentum Pemulihan Ekonomi

Kunci ketiga, lanjut Rika, adalah profesional. Tujuan profesionalitas dalam G2R Tetrapreneur adalah peningkatan kreativitas-inovatif produk unggulan sebagai ikon dunia.

Rika menilai peran akademisi dan peneliti sangatlah penting dalam menciptakan berbagai kebaruan keilmuan yang dapat membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam peningkatan kualitas, kapasitas dan keberlanjutan produksi mereka.

Sedangkan profesionalitas dalam UMKM diwujudkan dengan pembentukan unit G2R Tetrapreneur dibawah naungan BUMDes.

“Meskipun unit G2R Tetrapreneur dibawah naungan BUMDes, namun merupakan sebuah unit usaha mandiri.”

“Unit G2R Tetrapreneur ini terdiri dari ketua G2R Tetrapreneur yang juga merupakan Direktur BUMDes, unsur Karang Taruna, dan unsur lembaga desa yang terdiri dari PKK, Gapoktan, Pokdarwis, UMKM, dan lembaga desa lainnya.”

“Diharapkan dengan penglibatan semua organisasi desa akan menciptakan regenerasi dan bukannya dinasti,” terang Rika.

Rika berujar, ketiga kunci tersebut merupakan tindakan utama untuk dapat mendobrak pasar nasional dan pasar global serta guna menciptakan sebuah ikon produk baru yang berkearifan lokal.

Rika berharap model G2R Tetrapreneur yang memiliki inovasi-inovasi yang luwes ini dapat menjadi kebermanfaatan, bukan hanya di DIY namun juga di luar DIY., yang juga seluruh wilayah Indonesia lainnya.

Selain Rika, webinar tersebut menghadirkan narasumber Varian Bintoro S.Sos., M.Si (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumbawa; dan Dr. Budi Prasetyo, S.Sos., M.AP (Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya/ BAPPEDA Kabupaten Sumbawa).

Budi menyampaikan semangat serta menyambut baik implementasi praktik terbaik dari G2R Tetrapreneur di DIY untuk dapat direalisasikan di NTB, khususnya Sumbawa beserta keunikan wilayahnya.

Baca juga: PP Kagama Bekali Alumni Milenial dengan Personal Branding

Menurut Budi, Sustainable Development Goals (SDGs) juga merupakan tujuan dari Kabupaten Sumbawa dan salah satunya adalah pengentasan kemiskinan (no poverty).

Beberapa organisasi kemasyarakat dari Uni-Eropa bahkan telah masuk ke Kabupaten Sumbawa untuk memastikan kelangsungan SDGs di Kabupaten Sumbawa.

Sehingga diharapkan semua kegiatan yang masuk ke Kabupaten Sumbawa dapat bersinergi untuk mewujudkan SDGs. Terutama yang berkaitan dengan kemiskinan (no poverty).

Untuk mewujudkan sinergitas program-program yang telah ada dan berjalan di Kabupaten Sumbawa, diperlukan empowerment untuk memastikan semua program dapat berjalan bersama sesuai dengan koridornya.

“Potensi Kabupaten Sumbawa lebih kepada agribisnis. Dapat dilihat bahwa penyumbang terbesar untuk Kabupaten Sumbawa berasal dari pertanian dan perikanan.”

“Diharapkan dengan G2R Tetrapreneur dapat memaksimalkan potensi yang ada di Kabupaten Sumbawa. Selain itu, terdapat pula unsur pendukung yaitu universitas, akademisi, Pemerintah Kabupaten, beberapa stakeholder sehingga dapat terwujud konsep good governance.”

“Sehingga orientasi BUMDes bukan hanya profit semata, namun bagaimana dapat menumbuhkan kekuatan ekonomi bersama-sama. Tidak ada kata terlambat untuk bersama-sama membangun ekonomi masyarakat,” pungkasnya.

Turut hadir dalam webinar perwakilan DPMD Kabupaten Sumbawa, dan para dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Negeri Sumbawa.

Ada juga perwakilan Dewan Pengurus Pusat Perserikatan BUMDes Indonesia (PBI), Ketua PBI Nusa Tenggara Barat (NTB), perwakilan BUMDes di NTB, dan perwakilan G2R Tetrapreneur di beberapa desa (kalurahan) DIY. (Th)

Baca juga: Pengabdian Masyarakat Kagama Buah dan Hortikultura untuk Tingkatkan Perekonomian Candimulyo