Teten Masduki Sebut Kagama Inkubasi Bisnis Bisa Mendampingi UMKM Agar Lebih Unggul dan Inovatif

515

Baca juga: Kemenhub RI Dukung Produk Fashion Indonesia Masuk ke Pasar Dunia

Menurut Teten, saat ini struktur ekonomi Indonesia masih didominasi usaha mikro. Boleh dikatakan dari waktu ke waktu gagal untuk naik kelas.

Pasalnya, dari 64 juta pelaku usaha UMKM yang masuk dalam kategori wirausaha hanya sebanyak 3,47 persen.

“Jadi betul-betul UMKM kita tidak produktif karena skalanya mikro, sehingga mereka punya dua isu besar yaitu kapasitas produksi dan juga daya saing produk. Memang ini satu tantangan kita,” kata Teten.

Teten menjelaskan, Pemerintah telah menyusun rancangan Perpres mengenai Pengembangan Kewirausahaan Nasional sebagai turunan dari UU Cipta Kerja.

Perpres Kewirausahaan ini nanti akan fokus untuk melahirkan wirausaha-wirausaha baru, baik dari yang existing UMKM saat ini maupun bagi para pemula.

Rancangan ini, kata Teten, menggunakan pendekatan inkubasi yang terintegrasi dengan pembiayaan. Baik dengan model KUR atau dengan modal ventura.

“Target kita di 2024 kewirausahaan kita menjadi 4 persen prosentasenya,” kata Teten.

Baca juga: Prof. Edy Suandi Hamid: Puasa Bisa Jadi Momentum Pemulihan Ekonomi

Karena itu, lanjutnya, maka berbagai ekosistem tengah disiapkan.

Pihaknya sedang meninjau kembali kebijakan KUR yang saat ini baru bernilai 50 juta tanpa agunan. Nantinya, kata Teten, akan dinaikkan menjadi 100 juta.

Selanjutnya, KUR yang saat ini hanya maksimum 500 juta akan dinaikkan sampai 20 miliar.

“Ini sedang diproses di Kementerian Perekonomian. Diharapkan dengan begitu maka akses pembiayaan untuk pengembangan kapasitas usaha dan peningkatan daya saing produk UMKM ini bisa dilakukan.”

“Begitu juga porsi kredit perbankan yang saat ini baru 19,8 persen, boleh dikatakan terendah dibandingkan Singapura, Thailand, Malaysia, bahkan Korsel sebanyak 81 persen kredit perbankannya untuk UMKM.”

“Lalu yang besar carinya di mana? Carinya di pasar modal. Di kita masih di perbankan. Tapi nanti di 2024 Pak Presiden minta porsi kredit untuk UMKM harus di atas 30 persen,” terang Teten.

Karena itu, kata Teten, dengan akses pembiayaan yang besar, di sisi lain diperlukan pendampingan UMKM-UMKM yang punya kapasitas secara berkelanjutan.

Baca juga: Anwar Sanusi: Perpustakaan adalah Penjaga Peradaban