Alumnus Jelaskan Peluang Penggunaan Big Data dalam Riset Biologi

549

Baca juga: Warganya Dipercaya sebagai Wawalkot, Kagama Kaltim Siap Wujudkan Akselerasi Pembangunan di Samarinda

Tantangan penggunaan big data, kata Barano, tergantung pada penggunanya.

Dalam mengupayakan adanya big data, pengguna harus memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Menurutnya, para ilmuwan harus memperkaya aspek-aspek yang belum diketahui dalam ilmu biologi sekaligus mengkolaborasikannya dengan aspek-aspek yang sudah ada.

Dengan demikian prediksi tentang perkembangan ilmu pengetahuan biologi semakin tercerahkan, sehingga akan lahir berbagai inovasi baru.

Barano sebelumnya sempat melakukan riset tentang aplikasi big data citra satelit dalam kajian ekologi.

Hasil riset ini kemudian masuk ke permodelan Integrated Valuation of Ecosystem Services and Tradeoffs (InVEST).

Yakni serangkaian model yang digunakan untuk memetakan, serta menilai barang dan jasa dari alam.

Baca juga: Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek Ala Heni Indarwati

“Hal tersebut menjadi salah satu cara untuk melihat pemikiran big data. Seperti yang kita ketahui, big data merupakan sumber data yang ditopang oleh infrastruktur yang berkualitas, serta teknologi yang sangat canggih.”

“Sedangkan kita sebagai penggunanya, harus ditopang dengan kemampuan desain dan cara berpikir yang lebih terbuka,” jelasnya.

Menurutnya, program Merdeka Belajar cukup baik, karena memungkinkan para akademisi dan mahasiswa untuk semakin lincah membaca beragam data.

Tentu yang menjadi PR besar adalah membuat informasi baru dengan beragam data tersebut.

Di samping itu, penting juga memahami big data yang sudah berkembang.

Apalagi sekarang, peran big data semakin besar, seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan data-data dan informasi dalam bentuk visual.

Terdapat beberapa peluang penggunaan big data dalam riset biologi.

Baca juga: Kagama Pemalang Salurkan Bantuan 1.000 Bibit Kelapa kepada Kelompok Tani Desa Purana

Seperti dalam bidang ekonomi dan sosial, dengsn sumber-sumber data dalam big data itu, kita bisa melihat kelayakan sebuah produk sebelum dijual.

“Kemampuan teknologi big data dewasa ini semakin baik. Penting bagi kita untuk memasukkan literasi big data ke dalam kurikulum pendidikan.”

“Supaya kita dapat mengejar perkembangan big data yang semakin cepat,” ungkap kandidat doktor Utrecht University ini.

Kemudian permodelan big data semakin akurat dalam klaster data.

Misalnya K-means clustering, sebuah metode penganalisaan data yang melakukan proses permodelannya tanpa supervisi.

Barano berharap, dengan beragam peluang ini, pembuat kebijakan bisa membantu memperkaya aspek pemanfaatan big data, dengan menjadikannya sebagai salah satu indikator pembangunan berkelanjutan.

Dengan begitu, semakin terbuka lebar jalan bagi akademisi untuk berinovasi menggunakan big data.

“Optimlisasi pemanfaatan teknologi saat ini penting dijalankan, sebagai peluang untuk eksplorasi, pengumpulan, pengelolaan, dan analisis data skala besar. Tentunya dengan pengembangan metode science dan ML.”

“Selain itu, juga membangun sinergi multipihak dengan pemerintah, pebisnis, dan praktisi untuk mengatasi permasalahan yang kompleks, terutama dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya,” tegasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Image Petani Harus Diubah Untuk Dorong Regenerasi Petani