Kata Alumnus: Bisnis Perawatan Luka Miliki Prospek Menjanjikan

3386

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

Bisnis perawatan luka yang dijalankan Agiel menggunakan modern dressing, sehingga hanya membutuhkan satu kali balutan luka dan obat-obatannya untuk 3 hari.

Pekerjaan ini, kata Agiel, lebih bersahabat dengan waktu. Modern dressing membawa nilai-nilai estetika dan kenyamanan bagi pasien, dalam hal ini luka dibalut dengan rapi dan tidak menimbulkan bau.

“Perbedaan antara perawatan luka modern dengan perawatan luka konvensional, terletak pada frekuensi penggantian balutan.”

“Untuk konvensional, biasanya sehari satu kali balutan atau satu hari dua kali balutan. Terlalu sering mengganti balutan dapat menimbulkan luka baru,” ungkapnya.

Agiel berujar, bisnis perawatan luka yang dia bikin juga menjadi wadah bagi rekan sejawat.

Baca juga: Rimbawan KAGAMA Ini Berharap Omah Elabu Menjadi Destinasi Wisata Baru di Gunungkidul

Sejak Agiel membuka klinik, beberapa temannya mulai ikut bergabung untuk mengembangkan bisnis ini.

Dari sisi sosial, dia juga merasa bermanfaat bagi orang lain.

Diceritakan oleh Agiel, salah satu pasiennya merasa berterima kasih karena Agiel bisa memberikan perawatan luka dengan serius.

Pasalnya, selama di rumah sakit si pasien jarang mendapatkan perawatan seperti yang Agiel lakukan.

“Sepanjang mengembangkan bisnis, jelas saya menemui kendala, tetapi untungnya tidak begitu berarti.”

“Misalnya, dari segi biaya karena perawatan luka modern agak mahal, beberapa pasien belum paham modern dressing, dan kepatuhan pasien dalam menjaga kesehatan.”

“Tentu sampai saat ini, saya masih terus berusaha memberikan pemahaman yang tepat kepada pasien,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Pemerintah Dorong UMKM Go Digital untuk Pemulihan Ekonomi Nasional