Banjir Ada di Mana-Mana, Rimbawan KAGAMA Uraikan Penyebabnya

292

Baca juga: Raih Penghargaan Health Warrior Award 2019, Begini Kiprah Ali Ghufron Mukti

Baik di lahan pertanian, tegalan, pemukiman, kebun, industri bahkan wisata alam.

Hal ini, kata dia, membuat banjir dan longsor banyak terjadi meski hutan Perhutani masih baik.

“SK Menteri Pertanian nomor 837/1981 tentang Penetapan Hutan Lindung yang menjadi dasar penataan ruang daratan harus disempurnakan.”

“Variabel lereng, jenis tanah dan curah hujan sudah sangat tidak cukup untuk menetapkan tata ruang dengan tujuan perlindungan daratan dari bencana alam.”

“Faktor erosivitas, erodibilitas, peresapan air, topografi dan bentuk daerah aliran sungai (DAS) harus dilengkapi sesuai kemampuan tehnologi canggih,” jelasnya.

“Ditambah lagi pengaruh perubahan kepolitikan terutama sejak era otonomi daerah dan reformasi mulai 1 Januari 2001 yang dipaksakan.”

“Serta sifat kerakusan memperoleh uang besar para penguasa dan yang terlibat dalam kelola hutan maupun lahan, menyebabkan bencana lingkungan semakin meluas dan kualitas perusakannya meningkat,” pungkas Transtoto. (Th)

Baca juga: Muda Mahendrawan Ajak Masyarakat Ikuti Vaksinasi Covid-19, Demi Masa Depan Generasi Muda Indonesia