Banjir Ada di Mana-Mana, Rimbawan KAGAMA Uraikan Penyebabnya

292
Rimbawan lulusan UGM, Transtoto Handadhari, menyampaikan pandangannya terkait penyebab banjir. (Foto: Kerja sama bantuan membersihkan sisa-sisa banjir di Karawang, 21 Feb 2021. Dok. Hendrik, Ketua GNI-BERBANGSA)
Rimbawan lulusan UGM, Transtoto Handadhari, menyampaikan pandangannya terkait penyebab banjir. (Foto: Kerja sama bantuan membersihkan sisa-sisa banjir di Karawang, 21 Feb 2021. Dok. Hendrik, Ketua GNI-BERBANGSA Purwakarta-Karawang).

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Banjir, erosi tanah, kekeringan dan tanah longsor merupakan bencana klasik lingkungan yang nampak semakin intens terjadi.

Puncaknya terjadi sekitar bulan Februari, konon sampai Mei 2021.

Gelombang badai La Nina dianggap pemicunya. La Nina dianggap membuat curah hujan naik ekstrem sampai 40 persen dan naiknya tinggi gelombang pasang air laut.

Dr. Ir. Transtoto Handadhari, M.Sc, rimbawan senior lulusan UGM dan University of Wisconsin USA angkat bicara.

Menurut Transtoto, meskipun ada faktor curah hujan yang besar mencapai 150-200 mm per hari, seharusnya banjir besar tidak boleh terjadi.

Suasana pengungsi di Pabayuran, Bekasi, tanggal 20 Februari 2021, yang memerlukan bantuan makanan dan pakaian. Foto: Dok. Hendrik Ketua GNI-BERBANGSA Purwakarta-Karawang.

Baca juga: Image Petani Harus Diubah Untuk Dorong Regenerasi Petani

Hal ini apabila tata ruangnya benar dan perlakuan land use serta drainase pelepasan air limpas ke laut lancar.

“Tidak tepatnya penataan ruang, perilaku manusia terhadap lahan dan sungai, termasuk perilaku menyampah, serta kecurangan dan korupsi di hampir semua pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan hutan dan lahan menjadi penyebab banjir.”

“Pemerintah, masyarakat umum sampai aparat pengawasan ikut bertanggung jawab,” ujarnya kepada Kagama.

Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) ini menyayangkan perilaku manusia dalam menggunakan dan memperlakukan lahan hutan maupun non hutan.

Selain itu, dia menilai perlakuan terhadap lahan hak milik, sungai, danau dan rawa sungguh sangat tidak terkendali.

Baca juga: Saya Dapat Hikmah Mengenali Bau Virus Corona