Image Petani Harus Diubah Untuk Dorong Regenerasi Petani

484

Baca juga: Produk Merchandise Kafegama DIY Diluncurkan, Hasil Penjualan untuk Kegiatan Sosial

Petani adalah pengusaha atau manager, sehingga pertanian dianggap sebagai bisnis.

Kegiatan penyuluhan pertanian seringkali fokus pada pengembangan inovasi budidaya pertanian.

Tetapi, akan sangat baik apabila dikembangkan pula inovasi manajemen pemasaran.

Sunarri mengamati, banyak pemuda bergerak di hilir yaitu, mengolah kemudian memasarkan.

Kerap dilihat produksi pertanian bisa melimpah, tetapi kemudian harganya turun karena tak bisa dipasarkan dengan baik.

Sunarri memiliki gambaran soal konsep pemuda penyuluh swadaya. Pemuda-pemuda yang sudah bergerak di bidang pertanian, akan diarahkan untuk menjadi pemuda penyuluh kepada para pemuda desa.

Jadi, sebagai pendamping dalam sektor pertanian, ada penyuluh swadaya dan pemuda penyuluh swadaya.

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

“Menurut saya, cara ini akan mempengaruhi psikologis pemuda desa. Ketika pemuda diberi penyuluhan oleh pemuda juga yang berhasil dengan pertaniannya, maka atensinya akan lebih tinggi, percaya.”

“Dengan demikian, ketertarikan mereka bekerja di pertanian akan tumbuh,” jelasnya.

Transfer pengalaman merupakan hal yang penting, karena akan memberikan self efficacy atau semacam keyakinan diri akan berhasil. Kunci orang berwirausaha adalah yakin bisa meraih keberhasilan.

Jika kelompok-kelompok pemuda tani sudah terbentuk, mereka memiliki peluang bagus untuk membangun jaringan kerja sama dengan mudah.

Pemuda dewasa ini sangat familiar dengan media sosial, marketplace, website, dan sebagainya, sehingga pemasaran akan lebih efektif.

Di saat yang sama hal tersebut ikut mencegah turunnya harga produk di saat produksi sedang banyak-banyaknya.

Sebelumnya pertanian hanya berkutat pada kegiatan bercocok tanam atau yang disebut dengan prinsip peasant. Petani sudah selayaknya mengubah prinsip ‘meminimalkan risiko’ menjadi prinsip ‘memaksimalkan keuntungan’ (peasant menjadi farmer).

Petani, kata Sunarri, merupakan pengusaha yang berorientasi profit, sehingga lebih aktif dan tidak hanya termotivasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja.

“Seseorang yang memiliki keyakinan diri pasti berani mengambil risiko. Untuk memunculkan keyakinan diri adalah dengan memperbanyak pengalaman, termasuk belajar dari pengalaman orang lain.”

“Petani muda perlu diberi pendekatan yang persuasif atau semacam penyuluhan, yang bisa meyakinkan bahwa wajah pertanian masa depan adalah pertanian modern,” tegasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan