Image Petani Harus Diubah Untuk Dorong Regenerasi Petani

484

Baca juga: Rimbawan KAGAMA Angkat Bicara soal Penetapan Luas Hutan Minimum 30 Persen di UU Nomor 41/1999

Dengan kondisi demikian, kata Sunarru, tentu terwujudnya lumbung pangan dunia menjadi pertanyaan.

Menurutnya, Indonesia masih belum terlambat untuk melakukan regenerasi petani, demi mempertahankan kemajuan pertanian dan mewujudkan impian pembangunan lumbung pangan dunia di tahun 2045.

“Untuk itu, penting melakukan penelusuran tentang persepsi pemuda tentang pertanian.”

“Termasuk faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak tertarik dengan pertanian, sikap pemuda terhadap pertanian, serta minat dan motivasi mereka terhadap pertanian,” tutur dosen yang ahli di bidang penyuluhan pertanian itu.

Melansir penelitian dari LIPI tahun 2019, menurunnya minat pemuda terhadap petani, kata Sunarru, disebabkan karena mereka melihat adanya image negatif tentang pertanian.

Profesi petani dipandang tidak menguntungkan. Sementara pemuda desa saat ini lebih tertarik mencari pekerjaan di kota dan tidak kembali lagi ke desa.

Krisis petani muda merupakan satu persoalan dari sekian banyak persoalan di sektor pertanian.

Baca juga: KAGAMA Lampung Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Pardasuka, Lampung

Sunarru menuturkan, penting adanya integrasi yang sinergi antara pemerintah, kampus, maupun petani muda.

Seluruh elemen perlu mengonstruksi paradigma baru tentang pertanian, termasuk mengubah image petani.

“Selama ini petani identik dengan tenaga kerja yang sudah lanjut usia, bekerja di alam terbuka dan kotor, penghasilannya kurang. Inilah image yang muncul pada generasi muda.”

“Untuk itu, penting mengubah image petani, bahwa profesi ini sebetulnya bisa membanggakan,” ungkap lulusan Institut Pertanian Bogor ini.

Munculnya ide-ide untuk membangun pertanian modern, kata Sunarri, merupakan ide yang menunjang regenerasi petani ke depan.

Pertanian modern merupakan kegiatan bertani yang memanfaatkan teknologi atau inovasi di bidang pertanian, mulai dari hulu hingga ke hilir, serta pengendalian hama dan penyakitnya.

Sunarri mengusulkan agar prinsip ini diubah menjadi proses manajemen. Pertanian merupakan proses manajemen, yang dimulai dari pra tanam hingga pasca panen.

Baca juga: Dinilai Berhasil Tangani Covid-19, Dibutuhkan Lebih Banyak Pendonor Plasma Konvalesen