Dikaitkan dengan Penyebab Banjir, Ini Luas Perkebunan Sawit di Indonesia

388

Baca juga: Dubes RI untuk Inggris Raya Merasa Iri dengan Keguyuban Alumni UGM

Yakni perluasan perkebunan sawit melulu dianggap telah berdampak pada alih fungsi lahan dan deforestasi.

Untuk diketahui, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan mencatat, laju deforestasi Indonesia mencapai 465,5 ribu hektar pada 2018-2019.

Sementara menurut data BPS per Desember 2019, luas lahan perkebunan sawit Indonesia hanya 14,32 juta hektar. Sedangkan luas daratan Indonesia kurang lebih 191 juta hektar.

“Artinya, sawit hanya menggunakan 8 persen dari lahan daratan Indonesia,” imbuhnya.

Teguh juga membandingkan luas daratan dan lahan sawit Indonesia dengan Malaysia.

Luas daratan Malaysia, kata Teguh, yaitu 329.847 km². Sedangkan lahan perkebunan sawitnya seluas 5,85 juta hektar atau 18 persen.

“Artinya, bahkan lahan sawit di Indonesia sepertiganya lahan sawit di Malaysia,” terangnya.

Baca juga: Ketika Ilmu Biologi Bicara Khasanah Budaya Jawa Lewat Keris

Demikian pula tuduhan ikhwal kontribusi gas rumah kaca dan meningkatnya emisi karbon akibat pembakaran yang dihasilkan industri sawit.

Menurut Teguh, sawit merupakan penumbuh land cover (tutupan hutan), punya perakaran masif, dan permukaan tanahnya mengandung banyak bahan organik.

Bahan organik di sekitar lahan perkebunan akan mengurangi aliran air permukaan sebagaimana hutan alami.

“Mindsetnya, hutan ditebang ditanami sawit. Padahal bukan.”

“Bahkan kalau sawit ditanam di lahan bergelombang yang kemiringannya lebih 12 derajat, biayanya malah mahal, harus pakai terasering. Musti nambah jalan, mempersulit alur produksi. Kurang efisie.”

“Justru di lahan-lahan yang non-produktif kami tanami sawit. Kita bikin akses jalan sendiri, buka jalan, bikin sekolah, bikin jembatan,” jelas alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1968 ini. (Th)

Baca juga: Muhammad Dimyati: Para Geograf se-Indonesia Siap Membantu Pemerintah Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan