“Labuan Hati” Tertambat di Moskow, Promosi Pariwisata Indonesia Melalui Film

188

Baca juga: Warga KAGAMA Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Tanah Air

Selanjutnya, kata dia, telah direncanakan serangkaian kegiatan lainnya yang diharapkan dapat turut memberi kontribusi bagi pengembangan hubungan kedua negara, khususnya di bidang sosial budaya dan ekonomi.

“Semoga melalui film ini dapat turut mempromosikan pariwisata Indonesia dan para penonton, baik warga Rusia maupun Indonesia, dapat lebih mengenal daerah wisata di Indonesia,” tambah Alfachreza.

Acara pemutaran film yang berdurasi sekitar 140 menit dengan teks bahasa Rusia yang diterjemahkan oleh KBRI Moskow, dilanjutkan dengan diskusi film secara daring dengan Lola Amaria.

Diskusi dimoderatori oleh Direktur IRYA, Nikita Sergeevic Kuklin, yang juga menjabat sebagai Asisten Departemen Teori dan Sejarah Hubungan Internasional di RUDN University, Moskow.

Diskusi yang berlangsung secara dinamis membahas berbagai topik terkait film “Labuan Hati”, keberadaan sutradara wanita di Indonesia, maupun perkembangan perfilman Indonesia secara umum.

Baca juga: Rimbawan KAGAMA Angkat Bicara soal Penetapan Luas Hutan Minimum 30 Persen di UU Nomor 41/1999

Lola Amaria menyatakan bahwa film ini memang secara khusus mengangkat tema pariwisata dan isu-isu faktual wanita Indonesia modern saat ini. Lokasi syuting di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur.

“Saya sangat terkesan dengan cara sutradara mengupas masalah keseharian hubungan antar manusia yang digambarkan melalui karakter 3 tokoh wanita dalam film ini serta teknik pengambilan gambar bawah laut di film ini yang menurut saya memiliki tantangan tersendiri dalam pengerjaannya.”

“Saya juga sangat terkesan dengan keindahan pemandangan alam yang ditampilkan dalam film ini dan yakin film ini akan dapat menarik minat turis Rusia untuk berkunjung ke Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo,” ungkap Gubareva Valeria Viktorovna, mahasiswa Lomonosov Moscow State University, setelah selesai mengikuti kegiatan ini.

Berbagai tanggapan positif dan apresiasi disampaikan para peserta kegiatan ini. Tema film terkait isu-isu wanita Indonesia modern yang diangkat secara ringan dipandang memiliki kemiripan dengan situasi sosial yang juga terjadi di Rusia saat ini.

Selain itu, lokasi syuting yang sangat indah juga mendorong keingintahuan dan ketertarikan para penonton kedua negara untuk mencari informasi lebih dalam.

Selain itu, agar mereka terdorong untuk berwisata ke daerah ini apabila situasi pandemi Covid-19 sudah membaik dan dimungkinkan lagi berwisata ke Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.

Sebagian besar penonton berharap film ini dapat diputar kembali pada kesempatan lainnya dengan kemungkinan jumlah penonton yang lebih banyak lagi. (Th)

Baca juga: KAGAMA Lampung Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Pardasuka, Lampung