Tantangan Rizki Andini Bekerja di NGO, Harus Terbiasa Kolaborasi Lintas Sektor

654
Alumnus Gizi dan Kesehatan UGM angkatan 2010 ini membagikan pengalamannya selama bekerja di NGO. Foto: Ist
Alumnus Gizi dan Kesehatan UGM angkatan 2010 ini membagikan pengalamannya selama bekerja di NGO. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Jauh dari keluarga merupakan salah satu tantangan yang harus dipertimbangkan ketika berkarier di sebuah NGO (Non-Governmental Organization).

Pengalaman ini harus dilalui oleh Rizki Andini, S.Gz., MHIth&IntDev, yang sejak 2015 hingga sekarang konsisten bekerja di NGO.

Ketika itu, perempuan yang akrab disapa Dini ini bekerja di sebuah NGO, LKC Dompet Dhuafa dan ditempatkan di Jayapura, Papua.

Beruntungya, orang tua Dini memberikan izin kepadanya untuk bekerja di daerah yang jauh dari tempat tinggalnya.

Di sana Dini ditugaskan sebagai Health Promotion Program Officer untuk kesehatan anak dan remaja.

Baca juga: KAGAMA Sulbar Gotong Royong Galang Donasi untuk Korban Gempa Bumi di Mamuju dan Majene

“Kami punya program Anak Indonesia Sehat dan Kesehatan Reproduksi. Jadi, kami banyak berkunjung ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi siswa.”

“Selama satu tahun bekerja di sana, saya sudah lebih matang menentukan masa depan, akhirnya saya memutuskan untuk sekolah lagi,”

Pengalamannya ini dia babar dalam diskusi online Alumni Berbagai bertajuk Kiprah Ahli Gizi Dalam Lembaga Non Pemerintah, yang digelar oleh FK-KMK UGM beberapa waktu lalu.

Dini lantas melanjutkan pendidikannya di Flinders University, Australia di jurusan Health and International Development.

Di masa pendidikan lanjutnya, Dini banyak mendapat ilmu baru tentang studi-studi pembangunan terkait gender dan kaitannya dengan isu-isu kesehatan.

Baca juga: KAGAMA Sulbar Salurkan Bantuan Logistik Senilai Rp150 Juta kepada Korban Gempa Mamuju