Meskipun Pandemi, Nilai Ekspor Indonesia ke Tiongkok Tahun 2020 Meningkat

137

Baca juga: Rimbawan KAGAMA Angkat Bicara soal Penetapan Luas Hutan Minimum 30 Persen di UU Nomor 41/1999

Alumnus Fakultas Ekonomi UGM itu menjelaskan, beberapa produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini tercatat mengalami peningkatan nilai ekspor secara signifikan.

Antara lain Besi dan Baja (HS 72) meningkat 134.3 persen; Sarang Burung Walet (HS 0410) meningkat 88.05 persen; Kertas dan Produk Kertas (HS 48) meningkat 133.25 persen; Kopi, teh, mate dan rempah-rempah (HS 09) meningkat 175.34 persen.

Ada juga Alas kaki (HS 64) meningkat 19.75 persen; Minyak atsiri, preparat wewangian, kosmetika (HS 33) meningkat 15.62 persen; Produk keramik (HS 69) meningkat 53.08 persen; Timah dan Produk Turunannya (HS 80) meningkat 544.07 persen; Alumunium dan Produk Turunannya (HS 76) meningkat 2031.53 persen.

Selanjutnya ada Buah Tropis (HS 08) meningkat 73.8 persen; Tembaga dan Produk Turunannya (HS 74) meningkat 56.5 persen; Karet dan Produk Turunannya (HS 40) meningkat 50.02 persen; Produk Olahan Makanan (HS 21) meningkat 53.2 persen.

Selain itu, ada juga Plastik dan Produk Turunannya (HS 39) meningkat 42.3 persen; Produk Tekstil (HS 63) meningkat 1850.89 persen; Produk Minuman, Alkohol dan Cuka (HS 22) meningkat 126.6 persen; Gula dan Kembang Gula (HS 17) meningkat 336.03 persen.

Baca juga: KAGAMA Lampung Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Pardasuka, Lampung

Serta Kaca dan Produk Turunannya (HS 70) meningkat 33.3 persen; Seng dan Produk Turunannya (HS 79) meningkat 88.5 persen; Produk Industri Penggilingan (HS 11) meningkat 1824.3 persen, dll.

Mengenai realisasi investasi Tiongkok di Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Tiongkok menempati urutan ke-2 investor asing terbesar di Indonesia.

Yakni dengan realisasi investasi mencapai USD 4.8 miliar di tahun 2020, meningkat dari realisasi investasi sebesar USD 4.7 miliar di tahun 2019.

Hal tersebut telah disampaikan oleh Bahlil pada Konferensi Pers Virtual Realisasi Investasi Triwulan IV 2020, tanggal 25 Januari 2021 lalu.

Dubes Djauhari menambahkan, angka tersebut tidak termasuk realisasi investasi Hong Kong yang kembali menempati peringkat ke-3 untuk PMA terbesar di Indonesia di tahun 2020 dengan nilai USD 3.5 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar USD 2.9 miliar.

Nilai tersebut konsisten dengan realisasi investasi Tiongkok di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya sejak 2016.

“Beberapa investor besar Tiongkok juga telah menyatakan komitmen investasi di bidang energi baru yang sekiranya telah terealisasi akan berperan penting dalam kontribusi Indonesia terhadap industri pembangunan mobil listrik global,” pungkas Dubes kelahiran Beo, Sulawesi Utara. (Th)

Baca juga: Dinilai Berhasil Tangani Covid-19, Dibutuhkan Lebih Banyak Pendonor Plasma Konvalesen