Satyanaya Mantap Berkarier sebagai Dokter Rehabilitasi Medik Berkat Penyakit yang Diderita Keluarganya

7048

Baca juga: Penjelasan Dokter RSA UGM tentang Parosmia, Gejala Baru Covid-19

Selama menjalani pendidikan di PPDS IKFR UI, Satya banyak diarahkan untuk melakukan kegiatan ilmiah, pemeriksaan rawat jalan dan rawat inap, mengikuti seminar dan workshop internal maupun eksternal, serta kegiatan non ilmiah seperti kegiatan keagamaan, gathering dan olahraga.

“Menempuh studi di sini semakin nyaman dengan rasa kekeluargaannya yangs sangat erat. Tidak ada senioritas, junior dan senior memiliki hubungan yang erat, sehingga tidak sungkan untuk sharing,” ujar perempuan kelahiran 1989 itu.

Menjadi dokter IKFR cukup menantang bagi Satya, materi yang dipelajari sangat luas dan menarik, sehingga membuka peluang peminatan kerja lebih besar.

Dia juga harus memahami dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat, mengingat sudah banyak rumah sakit yang sudah memanfaatkan teknologi canggih.

Baca juga: Deklarasi Peduli Hutan Besutan Rimbawan KAGAMA Tertunda, Transtoto Terpapar Covid-19

Kemudian ketersediaan fasilitas. Tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas yang canggih dan lengkap, sehingga ini menjadi tantangan bagi dokter IKFR agar mendorong unit rehabilitasi mediknya bisa lebih maju.

Personal approach dengan spesialis dan tenaga medis lain harus kuat, mengingat dokter IKFR banyak berhubungan dengan spesialis lain.

“Kami banyak berhubungan dengan pasien disabilitas. Tugas kami adalah mengubah disablity menjadi isability, supaya mereka mempunyai kepercayaan diri dan kemampuan menjalani kehidupan mereka seoptimal mungkin dengan kualitas hidup yang lebih baik,” ungkapnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Kabupaten di Bawah Pimpinan Alumnus UGM Ini Bakal Jadi Pusat Hilirisasi Gas