Baca juga: Gratiskan Rapid Test Massal Corona, Bupati Teluk Bintuni Alumnus UGM Raih Apresiasi Tinggi
Ketika hari sudah malam, kamu akan disuguhi panorama perbukitan sambil melihat kerlip lampu seisi kota.
Melangkah ke sisi barat, ada jembatan kayu unik dengan latar belakang alam.
Spot ini jadi yang paling favorit bagi para pengabadi gambar yang doyan mengoleksi panorama instagramable.
Selain jembatan, ada kursi ayunan kayu antik dan gardu pandang yang tak kalah keren.
Tak berhenti di situ, saat akhir pekan dan tidak hujan, kamu bisa menikmati musik akustik di panggung indah berlatar lampu Kota Jogja.
Siapa pun boleh mendaftarkan diri untuk tampil dan bernyanyi. Terkadang, ada juga penampilan tari-tarian tradisional.
Pihak pengelola, yakni Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jabal Kelor, pun terbuka jika ada yang ingin menggelar nonton bareng pertandingan sepak bola.
Baca juga: IGEGAMA Konsisten Bantu Masyarakat dan Mahasiswa Fakultas Geografi di Masa Pandemi
Mereka akan menyiapkan layar besar lengkap dengan proyektor. Satu spot lagi jadi ciri khas tempat wisata yang didirikan pada awal 2018 ini adalah warung dari gubuk bambu dan jerami.
Ada enam warung gubuk yang menyediakan berbagai makanan untuk meredakan rasa laparmu.
Pilihan makanan yang disajikan antara lain: bakso tusuk, sempol ayam, siomay, cilok krispi,sate gajih, jagung bakar, dan tahu walik.
Kemudian, sego wiwit, pecel, dan aneka gorengan. Kalau haus, kamu bisa memesan teh, jeruk, dan kopi.
Lalu menyeruputnya dengan duduk di meja dan bangku kayu yang telah di sediakan di depan warung gubuk.
Jangan khawatir, Puncak Sosok sudah dilengkapi dengan fasilitas yang cukup. Mulai dari toilet, musala, dan beberapa gazebo untuk beristirahat.
Untuk menikmati wisata di sana, kamu hanya diminta memberi uang kontribusi sukarela.
Saat ini, Puncak Sosok sudah kembali dibuka sejak 5 September 2020, dengan mematuhi protokol pencegahan Covid-19.
Ingat, jika mampir ke sana, selalu pakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak, dan hindari kerumunan. (Ts/-Th)
Baca juga: Cerita dari Wakil Bupati Banyumas, Kuliah di Kampus Kerakyatan Sambil Jualan Buku Karya Sendiri
