KAGAMA Indobizz Ingin Wujudkan Kemandirian Ekonomi Nasional

544
Misi KAGAMA Indobizz adalah membangun kerja sama dan kepercayaan publik dalam pengembangan permodalan, produksi, manajemen, inovasi dan pemasaran produk entrepreneur Indonesia menuju kemandirian ekonomi nasional. Foto: KAGAMA Indobizz
Misi KAGAMA Indobizz adalah membangun kerja sama dan kepercayaan publik dalam pengembangan permodalan, produksi, manajemen, inovasi dan pemasaran produk entrepreneur Indonesia menuju kemandirian ekonomi nasional. Foto: KAGAMA Indobizz

KAGAMA.CO, BALIKPAPAN – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah berencana menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun 2020.

Tahun 2020 adalah masa yang menjanjikan begitu banyak peluang, sebagaimana mimpi-mimpi para pemimpin ASEAN yang dituangkan dalam Bali Concord II.

“Yakni suatu komunitas ekonomi ASEAN, yang peredaran produk-produk barang dan jasanya tidak lagi dibatasi batas negara, akan terwujud,” ungkap Didiek Anggrat kepada Kagama.

Alumus Biologi UGM itu berujar, kondisi tersebut membawa sisi positif sekaligus negatif bagi UKM.

Menjadi positif, kata dia, apabila produk dan jasa UKM mampu bersaing dengan produk dan jasa dari negara-negara ASEAN lainnya.

Pengcab KAGAMA Balikpapan berupaya melestarikan resep kuliner bersejarah dengan menggagas produk Sambal Bahari khas Balikpapan. Foto: KAGAMA Balikpapan
Salah satu contoh produk KAGAMA Indobizz. Foto: KAGAMA Balikpapan

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

“Namun akan menjadi negatif apabila sebaliknya,” ujar pengurus KAGAMA Balikpapan itu.

Untuk itu, Didiek menilai penting kiranya bila pemerintah mendesain program yang jelas dan tepat sasaran, serta mencanangkan penciptaan 20 juta UMKM sebagai program nasional.

Didiek menyebut, secara kuantitas UMKM memang unggul, hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari 99 %) berbentuk usaha skala kecil dan menengah (UKM).

Namun secara jumlah omset dan aset, apabila keseluruhan omset dan aset UKM di Indonesia digabungkan, belum tentu jumlahnya dapat menyaingi satu perusahaan berskala nasional.

“Usaha kecil yang berhasil menembus kendala akses modal, pasar dan informasi. Kendala beralih pada yang lebih advance, seperti pengembangan produk, pengembangan pasar, melakukan ekspor, hingga mempertahankan kualitas produk dan kuantitas produksi,” ujar Didiek yang juga aktif sebagai pengurus KAGAMA Kaltim.

Baca juga: Rumah Dahor yang Kaya Sejarah Ini Jadi Latar Video Nitilaku KAGAMA Balikpapan