Nitilaku Memperkuat Sinergi Kampus, Keraton, Kampung, Komunitas, dan Korporasi

231

Baca juga: Cerita di Balik Jenggot Ganjar Pranowo

“Ada Bapak Ganjar Pranowo, Bapak Mahfud MD, Bapak Basuki Hadimuljono, termasuk saya, dan tentu saja Bapak Presiden Ir. Joko Widodo.”

“Semua alumni UGM dididik untuk bersinergi dengan komponen bangsa lainnya demi membangun Indonesia menjadi lebih baik,” ujar alumnus Fakultas Teknik UGM tersebut.

Nilai-nilai sinergi UGM, kata dia, dikenal dengan Sinergi 5K terus dapat dirasakan hingga saat ini.

Terbukti dengan peringatan Nitilaku UGM yang dilaksanakan sejak tahun 2012 hingga tahun lalu digelar dengan sangat meriah, dengan pawai-pawai yang tidak hanya melibatkan akademisi UGM saja, namun juga diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.

Namun, dengan dihadapkan pandemi Covid-19, Nitilaku Perguruan Kebangsaan Tahun 2020 dilaksanakan secara virtual, meski tidak mengurangi khidmat dari peringatan ini.

Baca juga: Perjalanan Gabriel Asem Membangun Tambrauw yang Awalnya Hanya Berupa Perbukitan dan Pantai

Airlangga mengutarakan makna dari peringatan Nitilaku untuk mengingat kembali awal mula lahirnya UGM, yang tidak terlepas dari peran penting Keraton Yogyakarta dan para pendiri bangsa.

Pada tahun 1949, Ir. Soekarno, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, serta sejumlah tokoh ingin meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang waktu itu baru merdeka, untuk dapat lebih banyak mendapatkan pendidikan sarjana.

“Pada waktu itu, para tokoh nasional ingin mendirikan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, namun terkendala tidak ada tempat perkuliahan,” kata Airlangga.

“Atas kemurahan hati Sri Sultan Hamengku Buwono IX, pada perkuliahan diperkenankan dilakukan di Pagelaran Keraton Yogyakarta.”

“Atas kemurahan hati beliau pula, dihibahkan 183 hektar tanah di Bulak Sumur Yogyakarta untuk kemudian dibangun Gedung Perkuliahan UGM, yang dipergunakan hingga saat ini,” imbuhnya.

Baca juga: Apa yang Unik dari Nitilaku Virtual Tahun Kembar?