Baca juga: Kisah Alumnus Gizi dan Kesehatan UGM Berkarier di NGO, Dituntut Lincah dan Multitasking
“Hal ini menunjukkan bahwa, pertanian sebetulnya bisa mengikuti perkembangan zaman dan menuju ke arah yang modern,” jelas pria kelahiran 1980 ini.
Berangkat dari situasi ini, Youtuber The Hapfarm TV itu merasa optimis bahwa regenerasi petani akan terwujud.
Sebab, ilmu pertanian berbasis pengalaman kini semakin melimpah dan tersebar diberbagai platform yang murah dan mudah diakses.
Apalagi saat ini, sudah ada berbagai aplikasi khusus yang menyediakan ragam informasi pertanian, mulai dari pembibitan, panen, hingga pasca panen. Termasuk informasi mengenai cara memasarkan produk pertanian.
Seiring dengan teknologi praktis yang mudah didapatkan, kata Shofi, pertanian semakin praktis dilakukan, bahkan semakin menarik dan humanis.
Baca juga: Ade Siti Barokah Bercerita soal Problem yang Dihadapinya saat Dampingi Kelompok Marjinal
“Mengatasi persoalan pertanian tak butuh waktu berhari-hari untuk berpikir seperti zaman dulu. Pengalaman orang lain yang tertulis di berbagai media, bisa dengan cepat diakses dan segera memberikan solusi bagi petani.”
“Bersamaan dengan itu, metode penanaman praktis dengan fertigasi, hidroponik, growlight, drone, alat ukur digital, dan lain-lain semakin memudahkan petani.”
“Humanis di sini artinya, dari segi bisnis bisa menguntungkan, dari segi praktik juga tidak memberatkan, serta tidak terlalu menyita waktu kita,” ujar pria asal Pekalongan, Jawa Tengah itu.
Shofi melihat petani muda dan kreatif semakin banyak. Owner The Hapfarm, Nursery and Farm Developer itu berharap petani muda yang kreatif ini bisa memotivasi pemuda lainnya untuk ikut mengembangkan pertanian di Indonesia.
Belajar dari pengalamannya, memulai bertani harus diawali dengan niat. Menurut pria yang bekerja sebagai konsultan pengembang kebun itu, idealisme tentang pertanian juga harus tetap dijaga, agar seseorang bertani dengan cara yang tepat dan aman.
Baca juga: Pelantikan Pengurus Sambil Kumpul Main Foto yang Gayeng ala KAGAMA NL
