Hal yang Harus Terus Dilakukan Sebelum Vaksin untuk Covid-19 Tiba

232

Baca juga: Rimbawan KAGAMA: UU Cipta Kerja Harus Didukung, tapi Tetap Utamakan Keselamatan Lingkungan

Ghufron menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 mesti memperhatikan tiga hal. Yakni kecepatan, efektivitas, dan kemandirian.

Untuk merealisasikan poin ketiga, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) di bawah Kemenristek/BRIN tengah mengembangkan vaksin karya anak bangsa dari isolat lokal. Namanya adalah vaksin Merah Putih.

“Ada lima pihak Indonesia yang bekerja keras dalam mewujudkan vaksin Merah Putih,” tutur Ghufron.

“Selain LBME, ada Universitas Indonesia (UI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Gadjah Mada (UGM),” jelas Wakil Menteri Kesehatan RI periode 2011-2014 ini.

Ghufron berharap vaksin Merah Putih bisa jadi jawaban dalam penanggulangan Covid-19 di tanah air.

Baca juga: Perjalanan Gabriel Asem Membangun Tambrauw yang Awalnya Hanya Berupa Perbukitan dan Pantai

Pria asal Blitar ini menjelaskan, jika vaksin bisa segera ditemukan lalu diaplikasikan, kekebalan kelompok akan terbentuk. Hal ini, lanjut dia, akan menghindarkan orang dari terinfeksi Covid-19.

Namun, sebuah vaksin juga mesti memenuhi syarat efektivitas sebelum digunakan.

“Maka dari itu, dalam uji klinis juga terus dilakukan evaluasi. Apakah keamanan dan efektivitasnya bisa diperoleh,” ucap Ghufron, Guru Besar FK KMK UGM.

Sejauh ini, pengembangan vaksin Merah Putih berada pada tahap seed vaccine (50 persen) sebelum dilakukan uji hewan dan uji klinis.

Ghufron berujar, langkah 3M dan 4T harus terus digalakkan sambil menunggu kehadiran vaksin Merah Putih. Untuk diketahui, kepanjangan dari 3M adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

Baca juga: KAGAMA Bali Gelar Aksi Donor Darah untuk Dukung PMI di Masa Pandemi

Sedangkan 4T yakni testing (pengujian), tracing (penelusuran), tracking (pelacakan), dan treatment (perawatan).

Di sisi lain, kata Ghufron, Pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penjajakan kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 dengan pihak luar negeri.

“Seperti yang telah dilakukan Bio Farma yang bekerja sama dengan pihak Tiongkok, Sinovac,” kata Ghufron.

“Hal ini dilakukan untuk mengejar aspek kecepatan. Saat ini vaksin Sinovac sudah diuji klinis tahap tiga,” beber Dekan FK UGM periode 2008-2011 ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Cerita Triza Yusino Bantu Masyarakat Bali Penuhi Kebutuhan Pangan dan Ekonomi dengan Urban Farming