Dirjen Nizam Jelaskan Empat Aspek Penting dalam Pembelajaran Jarak Jauh

877

Baca juga: Seorang Dokter Sangat Tidak Mudah untuk Mengcovidkan Pasien

Namun, SPADA kala itu baru open content, belum open courses. SPADA dimulai dengan mendukung 30 mata kuliah dan 240 modul yang kala itu diselenggarakan oleh 6 PT dan diikuti lebih dari empat ribu mahasiswa.

Nizam mengatakan, cukup banyak yang menggelar pembelajaran menggunakan SPADA pada awalnya.

Namun, jumlah penggelar dan pesertanya lambat laun turun. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menjadi momentum untuk memperkuat dan mengembangkan SPADA.

Di SPADA, kini ada 179 perguruan tinggi penyedia open courses dengan 2010 perguruan tinggi penerima layanan, serta 23.093 mahasiswa peserta.

“Saat ini sudah ada lebih dari tiga ribu modul tersedia di SPADA. SPADA sifatnya open content, open courses. Tidak dalam bentuk penyelenggaraan pendidikan jarak jauh,” kata Nizam.

Baca juga: Tak Mau Menjadi Ahli Gizi, Levi Menikmati Perannya di Bidang Industri Makanan

“Tetapi dalam bentuk resources yang tersedia dan bisa digunakan untuk pembelajaran blended learning (separuh online), maupun untuk akses buat mahasiswa maupun dosen,” bebernya.

Tidak berhenti di situ, Dikti juga menyediakan akses International Massive Open Online Course (MOOC).

Yakni kesempatan bagi mahasiswa atau dosen untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dari lembaga/instansi internasional. Serta melakukan kegiatan bersertifikasi kompetensi dan industri global.

“Pekan lalu, seluruh jajaran perguruan tinggi negeri di bawah naungan PGRI menyelenggarakan MOOC. Itu bisa diikuti dan diakui sebagai kredit,” kata Nizam.

“Kami juga bekerja sama dengan AWS, Cisco, Huawei, dan Google, untuk bisa membangun kapasitas SDM kita dalam teknologi digital,” terangnya.

Baca juga: Staf Ahli Kemenkeu: Pemerintah Telah Memberikan Perhatian Penuh pada Pengembangan UMKM Sejak Sebelum Pandemi

Nizam mengaku, Dikti telah menyiapkan sistem PJJ yang memungkinkan diselenggarakan mulai mahasiswa masuk kuliah hingga lulus.

Sebab, mahasiswa kini telah punya akses yang luas dan utuh. Tidak sekadar akses modul, tetapi juga akses terhadap tutor, dosen, perpustakaan, jejaringnya, serta kerja sama dengan mahasiswa lain.

Kemudian, laboratorium, studio, bengkel, dan industri baik virtual dengan enhance reality maupun fisik. (Ts/-Th)

Baca juga: Sempat Tak Disetujui Orang Tua, Lulusan Ilmu Keperawatan UGM Ini Sukses Berwirausaha