Dirjen Nizam Jelaskan Empat Aspek Penting dalam Pembelajaran Jarak Jauh

876

Baca juga: Berawal dari Gubuk Kecil di Kantin Fapet UGM, Bisnis Es Krim Mirza Kini Sudah Menggandeng 50 Restoran

Karena itu, lanjut Nizam, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud merasa perlu membangun ekosistem pembelajaran daring.

Untuk itu, Dikti kini kini tengah membangun Institut Pendidikan Siber Indonesia yang dimotori oleh UT.

Peran UT adalah agregator bagi seluruh perguruan tinggi dalam berbagi modul atau materi pembelajaran.

“Ide mengenai konsep ini sebenarnya sudah kami luncurkan sejak 2000-an dengan berbagai pendekatan, tetapi belum take-off,” kata Nizam.

“Nah, hal ini kemudian menjadi lebih relevan lagi dengan adanya pembelajaran daring yang telah terjadi. Tujuh juta mahasiswa kita tiba-tiba harus berhadapan dengan layar setiap hari,” terangnya.

Baca juga: Dampak yang Terjadi Pada Masyarakat Akibat Perubahan Regulasi Penanganan Covid-19

Nizam melanjutkan, pembelajaran daring punya empat aspek penting. Yakni konten yang bisa diakses semua orang (1), open courses: perkuliahan terstruktur (2), pembelajaran bisa online bisa separuh online (3).

Kemudian, sertifikasi: bagaimana mengubah pembelajaran menjadi kredit (4), dan gelar yang sepenuhnya diberikan via pembelajaran jarak jauh seperti UT (5). Keseluruhan aspek tersebut dikelola dalam sistem blockchain.

Sehingga, kata Nizam, antara mahasiswa, dosen, dan PT dapat melakukan itu di dalam satu sistem yang aman, dan terjaga kualitasnya.

Blockchain yang sedang kita kembangkan saat ini bertujuan untuk bisa menghubungkan antara pengguna dan penyedia layanan pendidikan,” kata Nizam.

Dekan Fakultas Teknik UGM periode 2017-2020 ini menerangkan, jauh sebelum Institut Siber Indonesia berdiri, Indonesia sudah memulai konsep serupa. Yakni melalui SPADA (Sistem Pembelajaran Daring) yang sudah dirintis sejak 2014.

Baca juga: Cara yang Dipakai Rohidin Mersyah untuk Tingkatkan Harga Sawit Petani Bengkulu