Apa Saja Kunci Penting Memajukan Petani dan UMKM di Kawasan Lahan Gambut?

475

Baca juga: Sempat Tak Disetujui Orang Tua, Lulusan Ilmu Keperawatan UGM Ini Sukses Berwirausaha

Kemudian ada program dan aksi, misalnya seruan untuk melakukan revitalisasi ekonomi.

Baik pemerintah maupun masyarakat, kata Fajar, perlu sama-sama merefleksi bagaimana aksi tersebut memberikan impact ke masyarakat.

Perhatian penuh harus pula ditujukan pada strategi marketing dan pemanfaatan.

Penentuan komoditas dan kemauan masyarakat harus diperjelas sebelum marketing dijalankan.

Sebab, hal terpenting dalam mendorong kegiatan wirausaha masyarakat adalah perubahan mindsetnya.

“Kita punya lahan pertanian dan perkebunan, tetapi pengembangan dan pemanfaatannya tidak efektif.”

“Lahan kritis yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan karhutla. Padahal pengembangan budidaya perkebunan belum optimal,” ungkapnya.

Baca juga: Mengcovidkan Pasien yang Bukan Covid adalah Upaya Bunuh Diri dari Rumah Sakit

Menurutnya, Indonesia perlu membangun pasar yang berkelanjutan. Petani, UMKM, dan pelaku usaha kecil lainnya perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Misalnya, dari pemerintah sebaiknya terus berusaha memberikan berbagai stimulus keuangan lewat perbankan dan lembaga peminjam modal.

Pemerintah juga perlu memberi kemudahan bagi pelau usaha untuk menembus regulasi, dengan tidak membuat regulasi yang tumpang tindih.

Lalu dari NGO dan media, yang sebaiknya turut mendukung dari sisi pelatihan dan pemasaran produk.

“Secara normatif, bisnis yang sukses harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya mempunyai target pasar yang jelas, memiliki izinP-IRT dan atau halal, kualitas produk yang baik, serta konsisten terhaadap kualitas dan kuantitas produk,” jelas Fajar.

Sementara khusus petani dan UMKM di lahan gambut, secara spesifik Indonesia harus memiliki rencana strategis yang spesifik, terukur, masuk akal, relevan, dan estimasi waktu yang tepat.

“Artinya, program sudah memiliki gambaran jelas sasarannya, berikan modal secukupnya, realistis dengan kemampuan dan kualitas sumber daya yang ada, memastikan barang yang diproduksi sesuai kebutuhan pasar, serta target waktu yang jelas (kapan dan berapa lama),” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Ganjar Pranowo Temui Pendemo UU Cipta Kerja dan Ajak Nyanyi Dangdut Bareng