Bambang Laresolo: Teh Indonesia Harus Bisa Mengekor Kesuksesan Kopi

1246

Baca juga: Dubes Salman Tunjuk Konsul Kehormatan untuk Perkuat Diplomasi Ekonomi Indonesia di Afrika Selatan

Selain itu, mereka juga harus kreatif memadu-padankan teh, sehingga menjadi teh dengan rasa baru yang menarik bagi peminumnya.

“Mereka perlu dilatih untuk memahami seluk beluk teh, mulai dari sejarah, cara pembuatan, variasi teh dari berbagai sisi, fakta dan mitos, cara penyimpanan, cara penyajian, cara menyeduh hingga kekurangan dan efek samping teh bagi kesehatan,” ujarnya.

Menurut Bambang, Indonesia perlu memunculkan tradisi minum teh seperti di Tiongkok dan Jepang, dengan mengangkat tradisi-tradisi minum teh di berbagai daerah di Indonesia.

Seperti tradisi teh merapen di Merbabu. Dalam tradisi ini, teh direbus dan diminum dengan mangkok.

“Teh di Indonesia dikembangkan oleh Belanda untuk kepentingan pasar Eropa. Itulah sebabnya masyarakat hanya mengenal teh-teh murah.”

Baca juga: Kebijakan Hijau pada Minyak Kelapa Sawit Ternyata Tidak Semata-mata untuk Penyelamatan Lingkungan

“Produksi teh menurun, padahal permintaannya naik. Terbukti bahwa kita tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar,” jelasnya.

Pasar teh yang sudah dikuasai Indonesia adalah RTD dan Thai Tea. Menurut Bambang, pasar yang sudah ada ini bisa lebih dikembangkan.

“Produsen teh harus bisa mengekor kesuksesan kopi. Teh sebagai gaya hidup masyaralat Indonesia harus dikuatkan, jangan lupa mempelajari marketing kopi untuk memasarkan teh, serta memasukkan kelas tea sommelier atau pendidikan khusus teh di dunia pendidikan,” tegasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Lulusan Magister HI UGM Ini Pilih Bangun Pendidikan di Timor-Leste ketimbang Jadi Staf Kedutaan