Dubes Djauhari Sebut 21 Produk yang Berkontribusi Tingkatkan Kinerja Ekspor Indonesia ke Tiongkok

159

Baca juga: Alumnus Fapet UGM Ini Bantu Sejahterakan Peternak Indonesia Lewat Agropreneur

“Tahun lalu untuk periode Januari sampai Agustus 2020, kita defisit 6,6 miliar dolar AS, jadi ada penurunan defisit yang sangat signifikan, hingga 69,2%.”

“Apabila tren tersebut terus berlangsung, maka diharapkan sampai dengan akhir tahun defisit akan berkurang banyak dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.

Dubes Djauhari pun menyebut 21 contoh produk unggulan pada periode Januari-Agustus 2020 yang menyumbang peningkatan ekspor Indonesia ke Tiongkok.

Besi dan baja (HS 72) meningkat 134,3%; tembaga (HS 74) meningkat 88,5%; alas kaki (HS 64) meningkat 31,9%; kertas dan paperboard (HS 48) meningkat 118,7%.

Produk perikanan (HS 03) meningkat 16,2%; karet (HS 40) meningkat 25,8%; plastik (HS 39) meningkat 20,4%; timah (HS 80) meningkat 1163,6%; aluminium (HS 76) meningkat 4124,1%; bahan kimia inorganik (HS28) meningkat 63,1%; buah-buahan tropis (HS 08) meningkat 72,8%; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) meningkat 280,8%; produk tekstil (HS 63) meningkat 3296,3%; produk kain khusus (HS 56) meningkat 54,2%; produk essential oil, kosmetik dan lainnya (HS 33) meningkat 25,3%.

Dubes lulusan UGM, Djauhari Oratmangun, melaporkan bahwa kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok mengalami peningkatan dari Januari - Agustus 2020. Foto: KBRI Beijing
Dubes lulusan UGM, Djauhari Oratmangun, melaporkan bahwa kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok mengalami peningkatan dari Januari – Agustus 2020. Foto: KBRI Beijing

Baca juga: Apa Kata Guru Besar Farmasi UGM soal Pemakaian Obat Remdesivir pada Pasien Covid-19?

Produk minuman, cairan alkohol dan vinegar (HS 22) meningkat 166,4%; produk keramik (HS 69) meningkat 24,7%; gula dan produk gula (HS 17) meningkat 374.6%; kaca dan produk kaca (HS 70) meningkat 33,6%; produk farmasi (HS 30) meningkat 24,8%; sarang burung walet (HS 0410) meningkat 90,3%, dll.

Soal realisasi investasi Tiongkok di Indonesia, periode Januari sampai Juli 2020 telah tercatat mencapai 2,4 miliar dolar AS. Meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Catatan itu membuat Dubes Djauhari menyebut Tiongkok merupakan investor kedua terbesar di Indonesia.

“Angka tersebut apabila ditambah dengan investasi dari Hongkong senilai 1,7 miliar dolar AS, maka dapat dikatakan bahwa Tiongkok plus Hongkong merupakan investor terbesar di Indonesia pada periode kuartal pertama.”

“Sementara untuk data Realisasi Investasi RRT ke Indonesia periode Januari sampai Agustus 2020 baru akan dipublikasikan akhir Oktober.”

“Semoga kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok semakin baik dengan memanfaatkan platform e-commerce yang semakin menggeliat di masa pandemi Covid-19 ini,” pungkas Dubes Djauhari. (Ts/-Th)

Baca juga: Ekandari Sulistyaningsih Bagikan Tips agar Canthelan Berumur Panjang