Ekandari Sulistyaningsih Bagikan Tips agar Canthelan Berumur Panjang

574

Baca juga: Pengurus KAGAMA Jateng Ini Jelaskan Nilai-nilai Kewarganegaraan dalam Olahraga Lempar Pisau dan Kapak

Canthelan di Badran saat ini sudah berusia lebih dari 80 hari, sementara di tiga lokasi lain sudah mencapai umur lebih dari 100 hari.

Menurut pengalaman Ekan, ada lima pihak yang mendukung canthelan bisa bertahan lama.

Lima pihak itu adalah donatur (rekan kagama, pembaca sosmed tetangga, dll), relawan, aparat setempat, teman-teman di WAG, dan keluarga.

“Dukungan dari aparat setempat penting karena di wilayah perkotaan sekitar kami tidak ada perwakilan KAGAMA Care di sana,” kata Ekan.

“Sehingga nanti aparat setempat ini menjadi kunci dari keberlanjutan di masing-masing wilayah,” jelasnya.

Baca juga: Upaya Bupati Seno Samodro dalam Mendukung Petani Boyolali Selama Pandemi Covid-19

Tidak hanya itu, beberapa warga setempat juga ikut membantu Ekan mengisi canthelan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Kemudian, ada pula pengelola masjid yang sebelumnya mengalokasikan dana untuk nasi kotak selepas salat jumat.

Untuk lokasi di Badran, ada kerja sama dengan Dasawisma setempat. Seiring berjalannya waktu, Ekan mengubah canthelan di Mangunsudiran menjadi pasar tiban.

“Kami tidak ingin ini menjadi ketergantungan. Kami menginginkan ada usaha dari warga sekitar,” kata Ekan.

“Seringkali ketika sesuatu harus membayar, itu menjadi lebih bermakna dan dihargai daripada sebatas mengambil saja. Dalam falsafah Jawa, hal ini juga nguwongke wong.”

Baca juga: Ganjar Pranowo: Krisis Pangan Masyarakat Bisa Dibereskan KAGAMA Melalui Gerakan Canthelan

“Mengapa? Kadang orang-orang yang mengambil merasa harga dirinya terbanting, karena hanya mengambil,” terangnya.

Ekan menyambung, di pasar tiban itu, seseorang harus membayar Rp5 ribu untuk ditukar kupon sejumlah 7 buah.

Kupon itu nanti dapat digunakan untuk mengambil canthelan bahan pangan seharga Rp20-35 ribu.

Ekan berencana menggelar pasar tiban ini hingga akhir tahun nanti. Pasar tiban yang semula digelar setiap hari akan dikurangi porsinya secara bertahap menjadi seminggu sekali hingga sebulan sekali. (Ts/-Th)

Baca juga: Hadapi Tekanan Selama Pandemi, Industri Rumah Sakit Perlu Berbenah