Ekandari Sulistyaningsih Bagikan Tips agar Canthelan Berumur Panjang

574

Baca juga: Hal yang harus Dilakukan untuk Menghilangkan Konstruksi Gender di Tubuh TNI

Tiga lokasi pertama merupakan wilayah marginal yang banyak pekerja harian.

Ekan dibantu teman SMP nya, Yuli Dwiastuti, sebagai PIC lokasi Badran. Sedangkan di Code dan Gondolayu dia dibantu oleh adik kelasnya semasa SD, Desi.

“Mengapa PIC-PIC ini menjadi penting? Sebab, perwakilan dari KAGAMA Care tidak ada yang tinggal di sana,” ujar Ekan.

“Sehingga, kita harus menggandeng pihak-pihak yang berada di sana. Merekalah key person yang menjalin komunikasi dengan wilayah sekitar.”

“Hal ini juga penting ketika kita berbicara tentang sustainability (keberlanjutan),” bebernya.

Baca juga: Kewirausahaan Desa Harus Mendunia Demi Gerakan Ekonomi yang Berkelanjutan

Ekan menerangkan, menggerakkan canthelan tidak sekadar menggantung bahan pangan. Ada nilai edukasi seperti pemakaian masker dan penerapan asas cukup-cekap.

Asas cukup-cekap diajarkan agar orang-orang tidak aji mumpung hanya menengadahkan tangan sebagaimana peribahasa kridha lumahing asta.

Sehingga, misalnya, orang yang hendak mengambil canthelan mengurungkan niat karena melihat ada pihak lain yang lebih membutuhkan.

Atau, orang mengambil canthelan bahan sayuran membarternya dengan mi instan.

Hal-hal di atas merupakan tantangan yang dirasakan Ekan selama ini. Bersama dengan tantangan lain seperti menjaga ketersediaan barang, menyampaikan kepada yang tepat, dan keberlanjutan canthelan.

Baca juga: Mimpi Besar Aktivis KAGAMA Gelanggang Demi Sejahterakan Petani Lokal