Ekandari Sulistyaningsih Bagikan Tips agar Canthelan Berumur Panjang

574
Alumnus Psikologi UGM, Ekandari Sulistyaningsih, berbagi pengalaman mengelola canthelan di empat lokasi perkotaan Jogja. Foto: Ist
Alumnus Psikologi UGM, Ekandari Sulistyaningsih, berbagi pengalaman mengelola canthelan di empat lokasi perkotaan Jogja. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JOGJA – Masa-masa awal pandemi membuat sebagian masyarakat di Jogja mengambil inisiatif semacam lockdown.

Dalam lingkup kecil, mereka membatasi akses keluar masuk kampung. Rumah pun menjadi satu-satunya tempat melakukan berbagai aktivitas.

Masalahnya, seberapa lama mereka bisa melakukan lockdown dengan persediaan bahan makanan yang ada?

Hal itulah yang menurut Ekandari Sulistyaningsih, M.A. mendasari KAGAMA Care menggagas Gerakan Canthelan.

KAGAMA Care mendapat inspirasi dari apa yang dilakukan Ardiati Bima (alumnus Fakultas Pertanian UGM) di Dusun Burikan, Sleman.

Baca juga: Ini Pasal di UU Cipta Kerja yang Bertentangan dengan Dunia Pendidikan

“KAGAMA Care bekerja sama dengan berbagai provinsi,” kata wanita yang akrab disapa Ekan ini, dalam webinar Pemberdayaan Masyarakat I: Sinergi Genduli dan Canthelan, yang digelar KAGAMA Care, Kamis (1/10/2020).

“Canthelan akhirnya berkembang hingga 121 lokasi di 23 provinsi,” terang alumnus Fakultas Psikologi UGM angkatan 1997 ini.

Ekan menambahkan, proses menchantelkan bahan dimulai dari pemilihan lokasi oleh PIC (penanggung jawab).

Kemudian, PIC mengajukan kerja sama dengan KAGAMA Care. Kerja sama ini akan diganjar dengan dana stimulus Rp500 ribu untuk wilayah Jogja.

Menurutnya, jumlah stimulus tersebut diberikan dengan asumsi tiap hari mencanthelkan 7 paket (satu paket Rp10 ribu).

Baca juga: Tak Ingin Berspekulasi, Begini Cara Nurdin Santosa Pertahankan Bisnis Jamur di Masa Pandemi