Kewirausahaan Desa Harus Mendunia Demi Gerakan Ekonomi yang Berkelanjutan

463

Baca juga: Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek ala Heni Indarwati

Kemudian mempertahankan siklus hidup dan kemampuan yang kompatibel untuk bersaing, serta berkolaborasi melalui praktik terbaik global sebagai produk ikonik global.

Sejauh ini, menurut pengamatan Rika, akses menuju merek ikonik global untuk produk lokal masih kurang diperkuat.

Mulai dari kesengajaan bersikap pelakunya sendiri hingga pada pengambilan kebijakan negara.

Oleh sebab itu, upaya tersebut perlu didukung oleh pemerintah.

“Pemerintah diharapkan bisa memperkuat posisi strategis di pasar, mempertahankan siklus hidup pemilik usaha dengan ekonomi menengah ke bawah, serta mengerahkan kemampuan yang kompatibel untuk bersaing dan berkolaborasi melalui praktik terbaik global,” jelasnya.

Baca juga: Meskipun Bekerja di Tempat yang Bukan Bidangnya, Rifdan Tak Menganggapnya sebagai Kendala

Pada kesempatan tersebut, turut disosialisasikan Model Tetrapreneur, yang kini telah mendapatkan Pencatatan Kemenhumham RI No. 000201859 Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk perlindungan Hak Cipta Model Tetrapreneur.

Rika berharap adanya HAKI untuk model tersebut menjadi wakaf ilmu bagi bangsa Indonesia untuk mengusung dan mengangkat produk ikonik asli Indonesia.

Sehingga secara berkelanjutan dan berwibawa memberikan kesejahterakan ekonomi akar rumputnya.

Perluasan adopsi G2R Tetrapreneur telah diinsiasi bersama Perserikatan Bumdesa Indonesia (PBI) dalam inisiasi Awal Implementasi G2R Tetrapreneur untuk produk Kopi Roeth PBI.

Baca juga: Mekanisasi Pertanian Bukan Sekadar Mengganti Cara Manual dalam Bertani