Meskipun Bekerja di Tempat yang Bukan Bidangnya, Rifdan Tak Menganggapnya sebagai Kendala

835

Baca juga: Kata Dirut Kimia Farma tentang Peluang dan Tantangan Apoteker di Masa Depan

Dengan mengidentifikasinya, Rifdan bisa lebih mudah menemukan berbagai kesalahan yang menjadi kendala.

Begitu diterima di UNDP dan mendapatkan tugas yang sesuai dengan bidang keilmuannya, tidak lantas membuat Rifdan lolos begitu saja dari sebuah tantangan.

Di lembaga ini, Rifdan harus menambah wawasannya terkait manajemen anggaran. Pelan-pelan dia mempelajarinya sampai akhirnya bisa menyesuaikan.

Saat ini Rifdan bersama tim sedang mengembangkan value supply chain.

Kemudian juga membangun hubungan intens dengan beberapa negara agar kelapa sawit Indonesia bisa diterima di Uni Eropa.

Baca juga: Bangun Pusat Pelatihan Agribisnis, Bupati Petrus Kasihiw Siap Buat Teluk Bintuni Jadi Sentra Kopi

“Karena kerap berkoordinasi dengan stakeholder internasional, maka kemampuan berbahasa Inggris bagi temen-teman yang bekerja di UNDP sangat dibutuhkan. UNDP mensyaratkan skor TOEFL minimal 550 bagi pelamar,” ujarnya.

Bekerja di era 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi generasi milenial. Rifdan menyarankan agar mahasiswa mempersiapkan diri untuk menambah skil di bidang IT.

Sebab, pekerja saat ini dituntut untuk cakap menggunakan perangkat teknologi, meskipun pekerja tersebut tak memiliki latar belakang pendidikan IT.

“Di samping itu, bangun jaringan seluas-luasnya. Maka dari itu terlibatlah dalam kegiatan organisasi.”

“Pengalaman berorganisasi itu penting, karena menentukan kemampuan kita dalam menjalin hubungan dengan relasi, rekan kerja, dan atasan, serta menjalankan tugas sesuai job desk,” tegasnya. (Kn-Th)

Baca juga: ‘Murtad’ dari Ilmu Komputer, Pemuda Ini Rasakan Perubahan Softskill Berkat Magister Manajemen UGM