Begini Persaingan Pasar yang Dihadapi Medical Supplier Industry di Masa Pandemi

891

Baca juga: Dirjen PDASHL Alumnus UGM Ingin Tumbuhkan Sentra Ekonomi Baru dengan Kacang Macadamia

“Saya kemudian kerahkan seluruh anggota tim untuk mempercepat perizinan, desain produk, dan sebagainya. Saya melihat gudang bisnis lainnya akan slow down, bahkan akan sangat sulit melakukan penjualan ke depannya.”

“Sekadar mempromosikan saja kemungkinan tidak akan didengar. Untuk itu, begitu peluang pasar terbuka respon kita harus sangat cepat,” jelasnya.

Permintaan antiseptik dan disinfektan di masa pandemi mengalami kenaikan drastis.

Obed melihat ke depannya akan ada tatanan dari supplier yang sangat besar.

Karena permintaan naik drastis, maka single supplier saja tidak cukup, sehingga perusahaan perlu menambah supplier lagi.

Baca juga: Alumnus Manajemen UGM Asal Sukoharjo Ditunjuk Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS

Supaya supplier tidak lari, maka Obed dan tim berencana mendirikan manufaktur sendiri, yang harapannya akan membuka area-area industri baru.

Di samping itu, pihaknya juga akan mulai melakukan set up ke pasar online.

Sebab, mereka telah membaca tren pola bussiness space di masa pandemi. Seperti pola bisnis after Covid-19, kata Obed, pola customer dan consumer retail online tidak akan berubah.

Obed menjelaskan, di masa-masa penuh menantang ini, industri kesehatan harus menghadapi price war competition.

Banyak perusahaan yang sebelumnya tidak memfokuskan bisnisnya pada antiseptik dan disinfektan, tiba-tiba di masa pandemi mereka ‘membanting stir’ untuk memproduksi perlengkapan kesehatan.

Baca juga: Cerita Lastdes Christiany Buka Bisnis Makanan Sehat Sambil Promosikan Profesi Ahli Gizi