Indonesia Perlu Terus Kembangkan Bioenergi untuk Kurangi Ketergantungan Energi Fosil

246

Baca juga: KAGAMA Balikpapan dan KAGAMA Care Raih Apresiasi dari PMI Kota Balikpapan

“Indonesia semakin sulit mendapatkan cadangan. Jangkauan kita mencari cadangan minyak bumi semakin jauh hingga ke wilayah-wilayah terpencil,” paparnya.

Mencari cadangan di wilayah ini, lanjutnya, juga tak terbilang mudah, karena infrastruktur di wilayahnya yang belum memadai.

Sehingga para penambang harus menyiapkan peralatan yang ekstra canggih untuk mengeksplorasinya.

“Tentu dengan ini biaya eksplorasinya semakin mahal. Kami juga sudah berusaha membuka peluang bagi investor untuk menanam modal.”

“Tetapi, itu ternyata juga belum cukup untuk memperkecil gap yang ada,” ujar alumnus Fakultas Biologi UGM angkatan 1984 ini.

Baca juga: KAGAMA Golf Club, Match Play dan Monthly Medal Sore itu…

Menrut Ali, dalam lima tahun terakhir, ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil masih tinggi, baik berupa minyak bumi, gas alam, dan batu bara.

Hampir 90 persen kebutuhan energi untuk listrik dan bahan bakar kendaraan masih bergantung pada energi fosil.

Sementara pemenuhan kebutuhan energi menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) baru sekitar 9 persen.

Di sisi lain, Ali menyebut kegiatan ekspor barang atau jasa akan menambah devisa suatu negara.

Namun, gap antara gaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin tinggi dengan ketersediaan energi yang ada masih besar. Ini menjadi tantangan negara untuk menyeimbangkan keduanya.

Baca juga: Ingin Bantu Masyarakat Luas, Ketua KAGAMA Jabar Lulusan Kedokteran Ini Pilih Jadi Birokrat