Perjuangan Ketua Umum KABIDGAMA Menjadi Bidan Berprestasi Global

896

Baca juga: Upaya Bupati Petrus Kasihiw Kembalikan Status Zona Hijau Kabupaten Teluk Bintuni

Kendati demikia, program konferensi internasional dengan full funded itu akhirnya dia dapatkan melalui Asia Pasific Conference on Sexual and Reproductive Health and Right 2017 in Vietnam.

Perjuangan Indri tidak terlepas dari berbagai softskill yang berusaha dia tumbuhkan dalam dirinya.

Perempuan asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu menyarankan mahasiswa kebidanan untuk bisa mengenali diri sendiri, teruatama mengenai minat, potensi, cita-cita, dan menganalisis kemampuan diri.

Kemudian disusul pula dengan usaha untuk menemukan kelemahan dan kelebihan.

“Tentukan tujuan hidup, jangan takut untuk bermimpi besar. Jika demikian, maka kita percaya bahwa kebesaran Allah itu nyata.”

Baca juga: Komoditas Teh Indonesia Bisa Dikembangkan untuk Mendukung Transformasi Ekonomi Desa

“Mungkin teman-teman ke depannya ingin bekerja sebagai bidan, mendirikan rumah sakit ibu dan anak, menjadi entreprenur, bekerja di pemerintahan, bidan klinisi, atau peneliti. Silakan tentukan,” tuturnya.

Selanjutnya, kata Indri, buat perencanaan. Misalnya, menyiapkan skil berbahasa Inggris dengan mengikuti kursus dan latihan tes.

Di samping itu, penting pula menambah pengalaman bekerja atau organisasi, dengan mengikuti magang, membantu penelitian dosen, menginisiasi kegiatan sosial, atau aktif berorganisasi. Baru kemudian tanamkan niat dan motivasi.

Indri mengajak para mahasiswa kebidanan untuk tidak berdiam diri dengan keterbatasan.

Sebab, niat dan motivasi selalu bisa membuka banyak jalan keluar. Jika sudah berhasil, teruslah bergerak dan berkarya demi kebermanfaatan.

Baca juga: Sinergi Trio KAGAMA Sulsel Majukan Petani Kopi Lokal