Sinergi Trio KAGAMA Sulsel Majukan Petani Kopi Lokal

522

Baca juga: Almarhum Djoko Dwiyanto di Mata Ketua KAGAMA Kaltim: Sosok Kakak yang Serius tapi Selengean

“Kopi Arabika dan Robusta Toraja, Kopi Arabika – Robusta Kalosi Enrekang, Kopi Arabika – Robusta Sinjai, dan Kopi Arabika – Robusta Bantaeng,” ujar Sul, yang bertugas di Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel.

Brand KingCoffee ingin menjadi penghubung antara petani kopi tradisional dengan pembeli kopi dari luar Pulau Sulawesi yang butuh mitra terpercaya.”

“Yakni yang bisa bersinergi dalam proses pemilihan kualitas bahan dan jenis kopi, hingga pengiriman ke alamat tujuan,” jelasnya.

Saat dihubungi secara terpisah, Hasbi Asga menjelaskan, pihaknya juga bermitra dengan beberapa petani kelompok kopi dari kabupaten lain di Sulsel.

Khusus di Sinjai, ada dua desa yang didampingi oleh Hasbi, yakni di Desa Kompang (1200-1500 mdpl) dan Desa Gantarang (1200-1500 mdpl).

Baca juga: Tren Industri Pangan Berbasis Maritim dan Cara Memasarkan Produknya

Menurut Hasbi, kopi dari dua daerah itu pernah berjaya semasa kolonial Belanda. Namun, seiring waktu, harga jual kopi yang diperoleh menurun.

“Saat ini mendampingi petani agar digiatkan kembali penanaman kopi. Alhamdulillah sudah 2 tahun ini sekitar 300 ribu batang bibit pohon kopi telah ditanam petani. Di mana kami fokuskan ke kopi Arabika.”

“Selain menanam yang baru, kami juga merawat kopi-kopi yang sudah ada sebelumnya. Inilah yang kami pasarkan dengan brand King Coffee,” tutur Hasbi.

Ada 50 petani kopi yang dibina oleh Hasbi. Mereka menanam kopi di ketinggian 1000-1500 meter di atas permukaan laut.

Menurutnya, proses budi daya kopi yang baik akan menentukan kualitas kopi.

Baca juga: Bisa Gantikan Energi Fosil, Begini Peluang dan Tantangan Riset Pengembangan Bahan Bakar Nabati