Komoditas Teh Indonesia Bisa Dikembangkan untuk Mendukung Transformasi Ekonomi Desa

176

Baca juga: Almarhum Djoko Dwiyanto di Mata Ketua KAGAMA Kaltim: Sosok Kakak yang Serius tapi Selengean

Anwar menukai, pertumbuhan perkebunan rakyat masih signifikan. Tetapi, jika dibandingkan dengan perkebunan milik negara, posisi perkebunaan rakyat masih berada di bawah.

“Kita harus mencari strategi, bagaimana caranya komoditi teh menjadi salah satu produk unggulan Indonesia, yang bisa menghasilkan devisa negara. Diperlukan pembenahan yang sistematis.”

“Wilayah-wilayah yang menjadi basis produksi untuk komoditas tertentu, saat ini kegiatan produksinya sedang mengalami kendala.”

“Tidak lupa juga untuk menelusuri faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kendala pengembangan komoditas teh, misalnya perubahan iklim,” ujar alumnus FISIPOL UGM angkatan 1993 ini.

Dari sisi variasi produk yang sudah ada, Anwar melihat masih ada beberapa yang perlu dikembangkan.

Baca juga: Tren Industri Pangan Berbasis Maritim dan Cara Memasarkan Produknya

Belajar dari negara Jepang, meskipun lahan yang tersedia untuk mengembangkan komoditi teh tidak luas, namun komoditas teh berkembang cukup pesat dengan variasi produk yang luar biasa. Bahkan, teh sudah dijadikan kultur sendiri oleh masyarakat di sana.

Itulah sebabnya, kata Anwar, terdapat tradisi upacara minum teh di Jepang.

“Semoga setelah spirit memerdekakan teh ini terbangun, komoditas teh kita bisa menjadi salah satu produk unggulan yang kita andalkan di masa depan,” tutur pria kelahiran Ponorogo, Jawa Timur itu.

Menurutnya, peluang dari pengembangan teh cukup besar dengan adanya dana desa.

Baca juga: Cerita di Balik Perubahan Nama Saragi Menjadi Sragen

Dana desa untuk lima tahun depan diprioritaskan untuk beberapa sektor pengembangan, salah satunya adalah transformasi ekonomi.

Transformasi ekonomi yang dilakukan antara lain mendorong produk-produk unggulan yang ada di tingkat pedesaan atau di tingkat kawasan perdesaan.

“Dengan diskusi ini, semoga bisa kita rumuskan rekomendasi-rekomendasi praktis yang bisa diadopsi oleh para pengambil keputusan dan petani,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Alumnus FEB UGM Terpilih Jadi Ketua ISEI Jakarta Raya