Cerita di Balik Perubahan Nama Saragi Menjadi Sragen

1246

Baca juga: Teknik Pertanian dan Biosistem UGM Bawa 48 Medali dari Ajang ARC 2020

Pada suatu malam saat Joko Tingkir masih tertidur, Ki Ageng Butuh melihat ada cahaya kebiru-biruan yang tiba-tiba muncul.

Setelah berbicara dengan Ki Ageng Banyubiru (sesama murid Syekh Siti Jenar), Ki Ageng Butuh mendapat ilham.

Dia merasa bahwa Joko Tingkir, yang lahir dengan nama Mas Karebet, akan menjadi sosok penguasa.

Oleh sebab itu, Ki Ageng Butuh bertekad untuk menjaga Joko Tingkir dengan sebaik-baiknya.

“Semua murid-murid Syekh Siti Jenar bersatu padu, kompak untuk mendidik, merawat, menjaga Joko Tingkir,” kata Purwadi kepada Kagama.

Baca juga: Langkah Penting yang Harus Diambil Pemimpin Perusahaan dalam Menghadapi Krisis

Ilham dari Ki Ageng Butuh pun menjadi kenyataan ketika Joko Tingkir benar-benar menjadi Raja Pajang pada 1546.

Joko Tingkir lantas memperoleh gelar Kanjeng Sultan Hadiwijaya Kamidil Ngalam Panetep Panatagama.

Menurut Purwadi, Bupati Jepara periode 1536-1569, Ratu Kalinyamat, adalah orang pertama yang mengusulkan Joko Tingkir menduduki takhta Kesultanan Pajang.

Namun, beberapa pihak juga memberikan dukungan kepada Mas Karebet.

“Dukungan Joko Tingkir untuk menduduki takhta Kerajaan Pajang berasal dari keluarga besar Kesultanan Demak Bintara, Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon,” kata Purwadi.

Baca juga: Transformasi Digital Mampu Melepaskan Indonesia dari Middle Income Trap