Kata Healthpreneur Alumnus UGM: Ada Tiga Karakter yang Diperlukan untuk Membangun Startup

1986

Baca juga: Petani dan Ilmuwan Perlu Gunakan Paradigma Pertanian Baru Demi Ketahanan Pangan

“Tak kalah penting juga, melalui startup seseorang mempunyai kesempatan belajar yang lebih luas karena biasanya kita akan bertemu orang-orang baru.”

“Karena dinamis, sudah pasti startup akan menghadapi banyak risiko di perjalanan. Untuk itu, dibutuhkan orang yang stabil secara mental dan tidak impulsif,” jelas lulusan University of Sydney itu.

Pria yang pernah bekerja sebagai Customer Relation di PT Aerofood Indonesia itu mengatakan, dalam persiapan membangun startup, setiap individu perlu memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang cukup.

Di samping itu, juga meningkatkan social capital seperti relasi dan kemampuan membangun hubungan yang baik dengan semua orang.

Hal lain yang tak kalah penting adalah funding dan saving, startup bisa dibangun melalui bimbingan dari inkubator.

Baca juga: Hadapi Tantangan Besar, Perusahaan Asuransi Jiwa Harus Lakukan Ini di Masa Pandemi

Dengan bergabung bersama sebuah inkubator, startup mendapat kesempatan untuk bertemu para investor, membangun networking, hingga meraih modal berbisnis.

Di sisi lain, membangun startup, terutama healthpreneur, kata Ali, memberikan berbagai kepuasan bekerja.

Pertama, sudah jelas kita akan mendapatkan profit, jika memperoleh banyak maka kita bisa membantu masyarakat lebih banyak lagi.

Kedua, memiliki kesempatan untuk bebas menyalurkan dan mengeksplorasi ide-de dengan data dan kondisi lapangan.

Dengan demikian, entrepreneur bisa menemukan berbagai peluang bisnis yang tepat untuk dikembangkan.

Baca juga: Begini Strategi Myland untuk Selamatkan Jasa Raharja dari Krisis