Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM Kehilangan Sosok Dosen yang Dekat dengan Mahasiswanya

1912

Baca juga: YouTuber Warga KAGAMA Balikpapan Raih Rezeki Tak Terduga Berkat Video Micin

“Hingga mempunyai publikasi yang banyak baik berupa buku, jurnal maupun proceeding seminar. Walaupun beliau mempunyai beban kesehatan ginjalnya,” terangnya.

Ketua Keluarga Alumni Teknik UGM periode 2000-2003 ini menambahkan, Bambang terpaksa transplantasi ginjal dari kakak kandungnya saat menempuh pendidikan S3 di Swiss (lulus 1997).

Meski demikian, kata Budi, dengan keterbatasan itu Bambang dapat meraih jabatan akademik tertinggi.

Yakni guru besar pada usia yang relatif muda, 47 tahun pada 2012.

“Itu merupakan prestasi yang luar biasa,” ujar Budi, yang pernah menjadi Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UGM.

Baca juga: Petani dan Ilmuwan Perlu Gunakan Paradigma Pertanian Baru Demi Ketahanan Pangan

“Semoga almarhum Prof. Bambang Yulistiyanto mendapatkan kebahagiaan abadi karena amal-amalnya selama ini. Aamiin YRA,” ucapnya, mendoakan.

Pidato Sang Guru Besar

Adapun dalam pidato pengukuhan guru besar, almarhum Bambang menyampaikan tentang aliran debris yang memiliki daya rusak besar.

Dalam penjelasannya, aliran debris adalah aliran sungai dengan konsentrasi sedimen tinggi pada sungai dengan kemiringan sangat curam.

Aliran ini seringkali membawa batu-batu besar dan batang pohon, serta meluncur dengan kecepatan tinggi.

Karena itu, aliran debris bisa mengancam kehidupan manusia, menimbulkan kerugian harta-benda, dan kerusakan lingkungan.

Baca juga: Hadapi Tantangan Besar, Perusahaan Asuransi Jiwa Harus Lakukan Ini di Masa Pandemi