Hutan Tanaman Industri Harus Patuhi 3 Pilar Pelestarian

1229

Baca juga: Almarhum Prof. Hartono di Mata Kolega: Tegas, Amanah, dan Senang Berbagi

“Di hutan Acacia mangium misalnya, burung bisa makan kambium pohonnya,” terangnya.

Data yang diperoleh Sandy dari FAO memang menunjukkan bahwa ada peningkatan luasan HTI di Indonesia. Yakni 7 persen per tahun antara 2000-2005, dan 0,6 persen per tahun pada 2005-2015.

Fenomena ini menunjukkan bahwa konservasi juga menjadi penting  untuk keberlangsungan bisnis.

Sebab, menurut Sandy, jika industri hanya memperhatikan aspek ekonomi, keberlangsungan bisnis tidak akan lestari.

Akan ada penurunan produksi hingga bisnis berhenti total.

Baca juga: Aksi Solidaritas KAGAMA Balikpapan untuk Tenaga Non Kesehatan Rumah Sakit

Maka dari itu, selain ekonomi, aspek lain yang mesti diperhatikan adalah lingkungan dan sosial.

Ketiga aspek tersebut merupakan tiga pilar pelestarian.

Sandy juga menyebut beberapa risiko bisnis yang tidak memperhatikan konservasi keanekaragaman hayati.

“Risiko operasional, yakni ketika operasi penebangan dihentikan jika ada habitat spesies yang dilindungi terganggu,” kata Sandy.

“Risiko peraturan dan hukum, yaitu jika ada karyawan yang melanggar peraturan. Misalnya ada yang menangkap harimau,” jelas pria yang mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan dari Fakultas Kehutanan UGM pada 2005 ini.

Baca juga Dubes Salman: Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan Sudah Berumur Lebih dari 325 Tahun