Pesan Sri Sultan HB X dalam Peringatan UU Keistimewaan Yogyakarta

517
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan pesannya dalam peringatan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Foto: Humas Pemda DIY
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan pesannya dalam peringatan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Foto: Humas Pemda DIY

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Provinsi DIY memperingati sewindu disahkannya Undang-Undang Keistimewaan (UUK) di Bangsal Pagelaran, Kraton Yogyakarta, Senin (31/8/2020).

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, penerbitan UU Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta itu bersumber dari peristiwa bersejarah. Yakni bergabungnya Nagari Ngayogyakarto dengan Republik Indonesia.

Karena itu, Sultan mengajak masyarakat untuk melakukan refleksi dan meneladani keberpihakan Yogyakarta kepada Republik Indonesia. Khususnya terkait nilai kejuangan rakyat Indonesia tempo dulu.

“Dalam situasi masa kini, nilai kejuangan yang dulu kita miliki tetap penting guna bekal menghadapi masa depan,” tutur Sultan, melansir laman resmi Pemprov Yogyakarta.

“Oleh sebab itu, marilah kita bersiap diri menghadapi tantangan dengan mengkonsolidasikan prestasi yang telah dicapai agar bisa kita gunakan secara maksimal,” terangnya.

Baca juga Dubes Salman: Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan Sudah Berumur Lebih dari 325 Tahun

Alumnus Fakultas Hukum UGM angkatan 1965 tersebut mengatakan, upaya mempertahankan nilai kejuangan perlu dibarengi pula dengan upaya memperbaiki kesalahan dan kelemahan.

Hal itu, lanjut Sultan, agar semua sumber daya sejarah yang ada dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.

Sultan menegaskan, semua orang harus tetap berjuang agar bangsa ini dapat terus hidup terhormat dalam kebhinnekatunggal ikaan, kemajuan, dan kesejahteraan.

“Meskipun masalah, tantangan, dan jawaban dalam revolusi masa ini jauh berbeda dengan jaman nol,” ucap Sultan.

“Namun, satu hal yang tidak boleh berubah, yakni jiwa dan semangat sebagai pejuang tetap diperlukan sepanjang zaman.”

“Karena pembangunan bangsa memerlukan sikap kepahlawanan dan kegigihan,” jelas Ketua Umum PP KAGAMA periode 2009-2014 ini.

Adapun rangkaian peringatan UUK dilanjutkan dengan agenda pameran seni di Grahatama Pustaka Yogyakarta. Pameran diikuti oleh 10 pematung dan pelukis dari komunitas seni yang ada di Yogyakarta. (Ts/-Th)

Baca juga: Pesan Dokter RSA UGM bagi Orang Yang Melakukan Karantina Mandiri di Rumah