Bupati Pertama Brebes adalah Perpaduan Mataram, Cirebon, dan Banten

8746

Baca juga: Ayo Ikuti Kompetisi Masker Khas KAGAMA Balikpapan dan Rebut Total Rp20 Juta!

Dalam penelusuran Purwadi, sang pangeran adalah anak dari Pangeran Alit. Karena itu, Cahyo Kusumo juga merupakan cucu dari raja ketiga Mataram, Sultan Agung Hanyokro Kusumo.

Jika dengan Amangkurat I (raja Mataram pada 1646-1677), status Cahyo Kusumo adalah keponakan.

Di sisi lain, trah Kesultanan Cirebon juga mengalir dalam darah Cahyo Kusumo. Sebab, ayahnya lahir dari istri Sultan Agung yang asalnya Kesultanan Cirebon. Dia adalah Ratu Siti Karimah alias Ratu Mas Tinumpak Ratu Kulon.

Siti Karimah merupakan anak dari Raja Kesultanan Cirebon, Sultan Abdul Karim.

“Dari sini jelas Pangeran Cahyo Kusumo benar-benar punya garis keturunan dengan Kasultanan Cirebon,” ucap Purwadi.

Baca juga: Dubes Salman Promosikan Produk Indonesia Sambil Rayakan HUT ke-75 RI di KBRI Pretoria

Garis keturunan yang dimiliki Cahyo Kusumo itu sekaligus menjawab mengapa rapat pemekaran Brebes digelar di Kraton Pakungwati.

Lantas, mengapa dalam rapat tersebut delegasi Kesultanan Banten juga ikut hadir? Garis keturunan yang mengalir dalam darah Cahyo Kusumo lagi-lagi menjadi alasannya.

Ibu Cahyo Kusumo, Ratu Syarifah Winaon, adalah putri dari Raja Banten, Sultan Hasanudin.

“Keterangan ini menunjukkan bahwa Pangeran Cahyo Kusumo cucu kandung Sultan Hasanudin, Raja Banten dari jalur ibunya,” ujar Purwadi.

Adapun Kadipaten Surabaya yang hadir dalam rapat pemekaran memiliki andil yang tidak kalah serius.

Menurut Purwadi, penguasa Surabaya merupakan sponsor dalam pemekaran kabupaten di Kesultanan Mataram.

Sejak Brebes jadi kabupaten baru pada 1678, banyak wilayah yang dimekarkan oleh Kesultanan Mataram. (Ts/-Th)

Baca juga: Pusaka Sultan Hadiwijaya yang Digunakan untuk Babat Alas Purbalingga