KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pada 16 Februari 1813 terjadi sebuah peristiwa bersejarah di Kabupaten Garut.
Peristiwa itu adalah pelantikan Kanjeng Raden Adipati Aria Adiwijaya sebagai bupati pertama Garut.
Upacara pelantikan cukup meriah, dihadiri tamu dari Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon, dan Kasunanan Surakarta.
Bahkan sejak sehari sebelumnya, Garut sudah ramai dengan pentas seni, pasar malam, dan pameran persembahan dari panitia.
Rakyat pun merasa gembira karena hari itu Garut jadi daerah otonom.
Baca juga: Wali Kota Gorontalo Alumnus UGM Jadi yang Terbaik Jaga Stabilitas Ekonomi Masa Pandemi
Demikian kisah yang dituturkan Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA), Dr. Purwadi, M.Hum.
Menurut Purwadi, pelantikan Aria Adiwijaya sebagai bupati pertama Garut sudah sesuai dengan keinginan masyarakat setempat.
Alasannya yang pertama adalah karena sifat-sifat kebangsawanannya.
“Dari segi asal usul, kemampuan dan pengalaman, Aria Adiwijaya sangat memadai,” kata Purwadi kepada Kagama.
“RAA Adiwijaya masih keturunan Prabu Siliwangi, raja Kraton Pajajaran. Darah kebangsawanan ini membuat RAA Adiwijaya memiliki sifat kepemimpinan.”
Baca juga: Ayo Ikuti Kompetisi Masker Khas KAGAMA Balikpapan dan Rebut Total Rp20 Juta!