Rika Fatimah: Hikmah Pandemi Covid-19 Telah Terbaca dalam Gerakan G2R Tetrapreneur

2294
Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang dikembangkan oleh Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D, merupakan salah satu konsep yang menggambarkan kunci pembangunan nasional. Foto: Ist
Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang dikembangkan oleh Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D, merupakan salah satu konsep yang menggambarkan kunci pembangunan nasional. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kaum muda sebagai penerus bangsa diharapkan dapat menciptakan dan mendorong ekosistem produktif di wilayahnya masing-masing.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi di wilayahnya, yang kemudian dikembangkan menjadi penggerak ekonomi desa.

Salah satu kunci dari pembangunan nasional berawal dari akar rumput (grass root). Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang dikembangkan oleh Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D, merupakan salah satu konsep yang menggambarkan kunci pembangunan nasional tersebut.

Kepada Kagama, Rika menyampaikan bahwa terdapat tiga hikmah dari pandemi Covid-19 saat ini. Pertama, kembalinya fitrah bisnis yang memanusiakan manusia.

Pasalnya, sebelum adanya PSBB, masyarakat cenderung mengabaikan usaha kecil disekitar mereka.

Baca juga: Pesan Cinta KAGAMA untuk Gadjah Mada Muda 2020

“Adanya PSBB, masyarakat mulai ‘sadar’ akan usaha-usaha kecil di sekitar mereka dan berpindah dari toko retail atau toko besar ke para pengusaha kecil disekitar mereka,” ujar tenaga ahli dan konseptor G2R Tetrapreneur.

Rika menyampaikan hal tersebut dalam webinar BMM Talk UGM, bertajuk Membangun Indonesia Dari Desa: Implementasi Metode G2R Tetrapreneur’ yang digelar beberapa waktu lalu.

Kedua, kata Rika, hikmah berupa kesadaran potensi hakiki sebuah bangsa. Kesadaran potensi ini, kata Rika, muncul karena mulai dibatasinya ruang gerak masyarakat.

Potensi wilayah atau potensi desa yang awalnya tidak ‘terlihat’, mulai ‘ditemukan’ oleh masyarakat yang kembali ke wilayah asalnya setelah pemberlakuan PSBB.

Ketiga, pergerakan kearifan bangsa. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya gerakan-gerakkan kepedulian, baik untuk para tenaga medis maupun masyarakat yang terdampak langsung terutama disektor ekonomi.

Baca juga: Akhir Tahun Ini, Indonesia Bisa Punya Akses 30 Juta Vaksin