KAGAMA Bali Gelar Pameran Seni Rupa sebagai Refleksi Masa Pandemi

266

Baca juga: Peringati HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Bupati Willem Wandik: Negara Sudah Hadir di Kabupaten Puncak

Arya menilai, Masa jeda ini tidak akan berhasil andai ada satu saja petani anggota Subak di suatu Pasedahan melanggarnya.

Tradisi ini kemudian menegaskan kearifan para Panglingsir kebudayaan Bali terhadap keniscayaan melembagakan satu sistem yang utuh, disiplin sosial, dan pemahaman tentang perlunya pengorbanan (Yasakerthi, Yajna) dalam mencapai suatu tujuan.

Nilai ini pun relevan terhadap situasi pandemi Covid-19 saat ini dan menginspirasi KAGAMA Bali untuk menggelar pameran seni menyongsong tatanan adaptasi kebiasaan baru.

“Pandemi ini memaksa umat manusia melakukan jeda, menoleh ke belakang dan menilai langkahnya,” jelas Arya.

Dijelaskan Arya, ada sekitar 37 karya dwi matra yang dihadirkan dalam pameran ini.

Sebanyak 37 karya dari tujuh perupa tampil dalam pameran yang digagas Pengda KAGAMA Bali bersama Agung Rai Museum of Art Museum Ubud. Foto: KAGAMA Bali
Sebanyak 37 karya dari tujuh perupa tampil dalam pameran yang digagas Pengda KAGAMA Bali bersama Agung Rai Museum of Art Museum Ubud. Foto: KAGAMA Bali

Baca juga: Rayakan HUT ke-75 RI, KAGAMA Balikpapan Terus Berjuang Melawan Covid-19

Semuanya mewakili aliran lukis seperti realis, impresionis abstrak dekoratif, kontemporer, hingga kubisme.

Lukisan-lukisan tersebut merupakan karya dari tujuh perupa (Sapta Pracasta).

Mereka adalah Maryoto, Suryani, Ni Putu Eni Astriani, Untoro, Ngurah Darma, I Ketut Jaya, I Made Somadita.

Untoro, yang merupakan satu-satunya pelukis KAGAMA dalam pameran ini, merasa bangga dapat berpartisipasi.

Dia ingin karya-karya yang dipamerkan mampu melekatkan ikatan sesama perupa dan penikmat seni di tengah pandemi dan gempuran nilai tradisi luhur negeri.

Baca juga: Nostalgia Duo Legend Mantan Penyiar Radio di Reuni Dar(l)ing Filsafat UGM

“Semangat persatuan ala Bulaksumur akan terus saya sebarkan agar terus tumbuh benih-benih persatuan dan persaudaraan,” pungkas Untoro, alumnus Sejarah UGM angkatan 1990.

Protokol kesehatan diterapkan dalam pameran ini. Jumlah pengunjung dibatasi sekitar 100 slot per hari antara 09.00-17.00 WITA.

Sebelum masuk ke ruang pameran, pengunjung wajib cuci tangan, memakai masker, menggunakan hand sanitizer, dan mengikuti pengecekan suhu tubuh. (Ts/-Th)

Baca juga: Gelar Malam Tirakatan HUT Ke-75 RI, KAGAMA Sumsel Mencoba Mentradisikan Hal Baik