Ungguli Kedelai, Sawit Memang Tanaman Penghasil Minyak Nabati Paling Efisien

984

Baca juga: Co-Founder Modal Rakyat Alumnus UGM: Terkait Kultur dan Mindset Menjadi Entrepreneur, Indonesia Perlu Belajar dari AS

Sementara itu, luas lahan kedelai di seluruh dunia mencapai 126 juta hektar.

Dengan demikian, luas lahan sawit hanya seperenam dari kedelai. Walau begitu, nyatanya produktivitasnya jauh lebih besar.

“Produktivitas sawit bisa mencapai 4 ton per hektar per tahun. Unggul jauh dibandingkan produktivitas kedelai yang 0,5 ton per hektar per tahun, atau rapeseed yang 0,9 ton per hektar per tahun,” kata Teguh.

Hal yang diutarakan Teguh pun terbukti dalam data yang dicatat Oil World 2019.

Pada periode itu, sawit mampu menyumbang sekitar 36,7 persen dari total produksi minyak nabati dunia, yakni 206,5 juta ton.

Alumnus Fakultas Kehutanan UGM, Teguh Patriawan, menjelaskan tentang aktivitas perkebunan sawit dalam menghadapi pandemi. Foto: Ist
Alumnus Fakultas Kehutanan UGM dan CEO PT NSP, Teguh Patriawan. Foto: Ist

Baca juga: Nezar Patria: Fakultas Filsafat UGM adalah Sekolah Kepenulisan Terbaik di Indonesia

Sedangkan kedelai, dengan luas lahan yang lebih besar, cuma bisa menyumbang 27,5 persen.

Selain mengungguli kedelai, sawit pun menjadi penyumbang terbesar karena mengalahkan pangsa produksi dari seluruh komoditas penghasil minyak nabati. Seperti rapeseed/kanola (13,2%),minyak biji bunga matahari (9,6%), dan minyak lainnya (13%).

Selanjutnya, sorotan kedua Teguh mengenai keunggulan sawit dibanding tanaman penghasil minyak nabati lain adalah tentang keramahannya terhadap lingkungan.

Wakil Ketua Komisi Tetap Perkebunan kadin itu menilai, suatu negara perlu menjamin ketersediaan pangan dan energi yang cukup untuk mendukung kesejahteraan rakyatnya.

Karena itu, perluasan lahan pertanian dan kebutuhan energi penting untuk pembangunan.

Baca juga: Dirjen Nizam: Masa Pandemi Jadi Batu Lompatan Pendidikan Tinggi untuk Membuat Terobosan