Umur Tiada yang Tahu, 2 Anggota KAGEOGAMA Beda Angkatan Telah Berpulang

2145

Baca juga: Lawan 37 Kelompok dari 3 Negara, Tim Mobil Listrik Arjuna UGM Kantongi 4 Penghargaan

Gatot memandang bahwa Tjoek juga sosok teladan yang tidak cengeng dan kuat.

Hal ini dikatakan dirinya karena melihat Tjoek tabah melakukan cuci darah dalam 15 tahun terakhir karena penyakitnya.

Anif Punto, Heru Hendrayana (angkatan 1980), Nur, Nyoto, Ismail Zaini, dan Rakhmadi Avianto sependapat dengan apa yang dituturkan Gatot.

Dalam memori Nur, Tjoek, yang hobi terjun payung dan naik gunung, selalu pindah kos tiap semester.

Sedangkan Nyoto, yang pernah satu kos bersama Tjoek, ingat bahwa rekannya itu hobi masak.

Menurut Nyoto, Tjoek kerap membikin sambal tomat yang disantap teman satu kos sepulang kuliah.

Baca juga: Pesan Optimisme 5 Pejabat dan Menteri KAGAMA atas Dibukanya Pintu Wisata Bali

Kenangan Bersama Danang

Cerita penuh kenangan yang dituturkan angkatan 1974 juga dialami angkatan 1995 terhadap sosok Danang Priwastono.

Teman satu angkatan almarhum, Rana Lesmana, mengaku tak menyangka Danang mendahuluinya.

Rana ingat bapak dua anak itu pribadi sangat baik terhadap teman dan rajin.

“Mas Danang paling rajin ke rumah saya kalau ada tugas. Seperti saat membuat tugas Biologi Struktur,” ucap Rana.

“Begitu pun kalau catatan kuliahnya tidak lengkap, dia selalu pinjam catatan ke tempat saya,” kenangnya.

Baca juga: KAGAMA Gelanggang dan KAGAMA Qurban Network Serahkan Kambing ke Masyarakat Lereng Merapi-Merbabu