Musisi Jebolan UGM: Masa Pandemi Jadi Momen Reflektif bagi Pekerja Kreatif

434
Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, kata Paksi, semua pekerja kreatif harus mencari siasat-siasat baru. Foto: Gudegnet
Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, kata Paksi, semua pekerja kreatif harus mencari siasat-siasat baru. Foto: Gudegnet

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Segala proses berkarya dan pekerjaan di dunia hiburan terhambat setelah Covid-19 menyebar di Indonesia.

Para seniman mengakui bahwa mereka sedang mengalami situasi yang sulit.

Meskipun demikian, musisi asal Yogyakarta, Paksi Raras Alit justru menganggapnya sebagai tantangan baru bagi para pelaku kreatif untuk segera bersiasat, agar bertahan dan hidup kembali.

Paksi membabar pengalamannya sebagai pekerja seni yang berusaha bertahan di masa pandemi dalam acara UGM Talks bertajuk Strategi Berekspresi Pekerja Seni di Masa Pandemi Covid-19.

Acara ini digelar oleh Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM, secara daring beberapa waktu lalu.

Baca juga: Dubes Wahid Temui Orang Banyumas di Rusia yang Belum Pernah Pulang ke Indonesia

Alumnus Sastra Jawa UGM itu menuturkan, dunia hiburan memang menjadi ladangnya para seniman.

Jika produktivitas tak mungkin kembali dijalankan, maka para seniman yang masih mau berjuang tentu harus menentukan pilihan.

“Entah mungkin bisa alih profesi atau mengalihkan rencana-rencana kreatifnya ke media yang berbeda. Banyak seniman akhirnya berganti panggung, dari media konvensional ke media digital.”

“Di situ kita banyak beradaptasi, mulai dari akrab dengan perangkat teknologi hingga menghadirkan kemasan karya yang menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini,” tuturnya.

Menurut pengalamannya, sampai saat ini ada beberapa pekerja seni yang masih trial dan bereksperiman tentang platform-platform terbaru, yang bisa memonetisasi potensi seni dan budayanya di situasi sekarang.

Baca juga: Ketua KAGAMAHUT Semangat ‘Ngumpulke Balung Pisah’ Berkat Kuatnya Jiwa Korsa Rimbawan