Ketua Program Profesi Apoteker UGM: Masyarakat Tidak Perlu Ikut-ikutan Konsumsi Deksametason

840
Ketua Program Profesi Apoteker UGM, Ika Puspitasari, Ph.D., mengatakan, penggunaan Deksametason harus dengan resep dan diawasi secara ketat oleh dokter. Foto: Ist
Ketua Program Profesi Apoteker UGM, Ika Puspitasari, Ph.D., mengatakan, penggunaan Deksametason harus dengan resep dan diawasi secara ketat oleh dokter. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Obat  kortikosteroid (pereda peradangan) Deksametason belum lama ini disebut-sebut mampu membantu kesembuhan pasien Covid-19.

Klaim dari peneliti Inggris itu menyebut pemberian dosis rendah hingga 6 mg per hari mampu menyembuhkan 2100 pasien kritis Covid-19.

Pemberian deksametason disertai dengan terapi oksigen menggunakan ventilator.

Disebutkan pula bahwa pemberian deksametason tidak berefek bilamana diberikan pada pasien Covid-19 ringan.

Fenomena ini pun menarik perhatian bagi Dosen Fakultas Farmasi UGM, Ika Puspitasari, M.Si., Ph.D.

Baca juga: Wawali Heroe: UMKM Jogja Harus Menjamin Rasa Aman Wisatawan di Era Normal Baru

Ika sepakat mengatakan bahwa pengobatan Covid-19 dengan Deksametason hanya diberikan pada kasus berat dan kritis yang dirawat di rumah sakit.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu ikut-ikutan mengonsumsi Deksametason jika tidak ingin mengalami efek samping berbahaya.

“Jika orang sehat mengonsumsi Deksametason, bisa-bisa malah daya tahan tubuh turun sehingga mudah terkena infeksi apa saja termasuk Covid-19,” tutur Ika.

Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UGM ini menambahkan, penggunaan Deksametason harus diawasi secara ketat oleh dokter.

Dia mengimbau agar masyarakat tidak membeli Deksametason tanpa resep dokter, meskipun saat ini Deksametason tablet maupun injeksi sudah diperjualbelikan melalui situs-situs belanja online.

Baca juga: Siap Gratiskan Swab Test Warga Kabupaten Tetangga, Petrus Kasihiw: Ini Soal Kemanusiaan