Tantangan Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi

545

Baca juga: Dukung New Normal, Menteri Basuki Sudah Menyiapkan Instrumen Digital di Bidang Perumahan

Belum lagi ada 1,8 juta lulusan SLTA yang tidak melanjutkan kuliah, 1,5 juta lulusan dari perguruan tinggi, serta tak kurang dari 15 juta orang butuh lapangan kerja.

“Pendidikan adalah salah satu hal yang penting agar bisa mengatasi perlambatan ekonomi dan pengangguran,” ungkapnya.

Di sisi lain, Agus juga memaparkan tantangan di bidang pendidikan di tengah pandemi virus corona.

Banyak negara, kata Agus, termasuk Indonesia yang menutup sekolah karena dikhawatirkan akan menambah klaster baru penularan.

“Suka tidak suka, kita harus belajar dari rumah, revolusi industri 4.0 terpaksa lahir prematur dan harus diadopsi lebih awal,” tutur Agus.

Baca juga: Sekarang adalah Waktu yang Baik bagi Pemula untuk Memulai Investasi

Banyak orang tua, guru, bahkan dosen ikut tergagap-gagap karena tidak siap untuk melakukan ini. Teknologi bahkan belum siap karena ada daerah yang koneksi internetnya kurang baik.

Kata Agus, hal tersebut menjadi tantangan. Akan tetapi, masih ada yang akses listrik dan internetnya kurang baik.

Untuk mengurangi beban, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tengah mencari cara, misalnya penyesuaian pada Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.

Sementara, untuk pendidikan tinggi, Universitas diminta memberikan afirmasi kepada mahasiswa, termasuk soal kapan melakukan kuliah tatap muka.

“Pembelajaran masih dilakukan secara daring, proses tatap muka dilakukan secara bertahap, karena kita semua mesti melindungi anak-anak yang akan menjadi generasi terdepan,” ungkap Agus.

Baca juga: Tatanan Norma Baru Muncul Setelah Manusia Gagal sebagai Khalifah Bumi