Tips Budidaya Sayur dari Pakar Vertikultur UGM

770
Dosen Ilmu tanah UGM, Ir. Mulyono Nitisapto M.Sc. berbagi tips budidaya sayur dengan sistem pertanian vertikultur. Foto: Ist
Dosen Ilmu tanah UGM, Ir. Mulyono Nitisapto M.Sc. berbagi tips budidaya sayur dengan sistem pertanian vertikultur. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pandemi Covid-19 membuat orang-orang menemukan hobi baru, salah satunya budidaya sayuran. Tak hanya hobi, budidaya sayuran juga bermanfaat bagi kemandirian pangan, setidaknya untuk diri sendiri.

Terlebih lagi, jika masyarakat terdampak secara ekonomi akibat Covid-19, tentu menanam sayuran di rumah bisa membantu mengendalikan pengeluaran di masa krisis.

Namun demikian, Dosen Ilmu tanah UGM, Ir. Mulyono Nitisapto M.Sc., mengatakan, kebutuhan sayuran dan buah di Indonesia masih rendah.

Di tahun 2014, hanya 40 kg sayur per kapita per tahun dan 35 kg buah per kapita per tahun. Kemudian di tahun 2018 masih tidak jauh dari angka tersebut.

“Demikian juga dengan produksinya, masih relatif rendah. Produksi sayuran hanya 35,5 kg per kapita per tahun dan buah masih 31,5 kg per tahun. Jadi, Indonesia masih impor sayur dan buah,” ungkapnya.

Baca juga: Sinergitas Anggota KAGAMA Rokan Hilir Lahirkan Upaya demi Majukan Ekonomi Masyarakat

Hal tersebut dia sampaikan dalam Bincang Desa “Lahan Pekarangan Untuk Sumber Pangan Keluarga”, yang digelar oleh Desa Apps dan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat, pada Minggu (7/6/2020).

Padahal, kata Mulyono, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), agar masyarakat hidup sehat, Indonesia harus mengonsumsi sayuran minimal 91,25 kg dan buah sebanyak 73 kg per kapita per tahun.

Menurut Mulyono, dana impor seharusnya bisa dimaksimalkan untuk kemandirian pangan lewat budidaya hortikultura, yang meliputi sayuran, buah, dan tanaman hias.

“Sebelum menanam sayuran, masyarakat harus paham unsur esensial melakukan budidaya di bidang pertanian.”

“Seperti unsur hara, ini didapat dari tanah, bisa dari pupuk kandang atau pupuk kompos. Kemudian air, tanaman tidak akan hidup tanpa air,” jelas dosen yang ahli di bidang pertanian vertikultur ini.

Baca juga: Plt Dirjen Dikti Nizam Bicara soal Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Menyongsong New Normal