Sekarang adalah Waktu yang Baik bagi Pemula untuk Memulai Investasi



228

Baca juga: Tatanan Norma Baru Muncul Setelah Manusia Gagal sebagai Khalifah Bumi

“Yakni dengan modernisasi industri dan mendorong konsumsi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” jelas pria kelahiran Sulawesi Utara, 22 Juli 1957 ini.

Dubes Djauhari pun melihat bahwa Indonesia bisa memanfaatkan pemulihan ekonomi Tiongkok yang baru saja dimulai tersebut.

Pasalnya, Tiongkok (jika ditambah Hong Kong) adalah investor terbesar di Indonesia.

Sepanjang 2019, ada kucuran dana sebesar 4,7 miliar USD yang diinvestasikan ke Indonesia. Nilai itu meningkat 95 persen dari 2018 yang bernilai 2,4 miliar USD.

Secara khusus, Dubes Djauhari menyebut 10 komoditas potensial yang bisa mendatangkan untung buat pengusaha Indonesia.

Baca juga: UGM Sarankan 3 Opsi Kebijakan di Era New Normal

“Buah segar, minyak kelapa sawit, komponen listrik, pulp, olahan kayu, produk kimia, alas kaki, kerajinan tangan, kakau, dan kopi,” tutur Dubes Djauhari.

Normal baru menurut Dubes Djauhari bisa dilewati asalkan pelaku bisnis menerapkan upaya adaptif.

Yakni mengubah strategi, melakukan efisiensi dan membuat skala prioritas, menemukan nilai baru, mengobservasi perilaku konsumen, dan mengadaptasi teknologi digital serta otomasi.

Terkait pelajaran yang bisa diambil dari pemulihan keadaan di Tiongkok, diplomat berumur 62 tahun itu menyebut disiplin masyarakat sebagai kuncinya.

Dubes Djauhari yakin Indonesia mempunyai kemampuan seperti Tiongkok untuk segera menyudahi wabah corona.

“Kepercaayaan internasional pada indonesia itu ada. Yes we can do the right things,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Langkah Didiek Bantu Ekonomi Masyarakat Balikpapan dengan Gerakan Urban Farming